Perebutkan Piala Presiden DBL 2018 Makin Bergengsi

Jumat, 20 Juli 2018 – 12:16 WIB
Presiden Joko Widodo usai main basket bersama peserta Dream Basketball League (DBL), di halaman belakang Istana Bogor, Jawa Barat, Sabtu (12/5). Foto: Fathra/jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Kompetisi bola basket antar sekolah terbesar di Indonesia, Honda Developmental Basketball League (DBL) akan digulirkan kembali.

Event ini akan start pada Jumat (20/7) sore nanti di Surabaya. Laga pembuka ini menjadi penanda event yang sudah memasuki musim ke-15 ini segera di putar di daerah-daerah di seluruh Indonesia.

BACA JUGA: Tak Terima Kekalahan, Jokowi: Ini Enggak Fair

Di DBL 2018 akan mengusung semangat dan gengsi yang berbeda dibanding musim-musim sebelumnya. Setiap daerah nantinya akan memperebutkanPiala Presiden RI Joko Widodo.

Penamaan Piala Presiden Joko Widodo tak lepas dari restu yang diberikan pemimpin Indonesia ketujuh tersebut pada 12 Mei 2018. Ketika itu, Jokowi bersamaenam alumni Honda DBL bersama beberapa menteri Kabinet kerja bermain basket bersama di Istana Bogor.

BACA JUGA: Bandingkan Keuntungan PT LIB di Liga 1 dengan Piala Presiden

Peran Honda DBL dalam mencetak pebasket nasional Indonesia juga mendapat apresiasi dari Presiden Joko Widodo. Pria yang akrab disapa Jokowi itu berharap Honda DBL bisa terus menelurkan genarasi muda berbakat.

"Honda DBL ini sudah berlangsung sangat lama. Dari kota ke kota dan dari provinsi ke provinsi. Kita lihat sangat bagus. Dari sana, kita bisa pilih untuk Timnas satu persatu," kata Presiden Jokowi dalam rilis yang diterima jpnn.com

BACA JUGA: Sentuhan Lucu Dodit di Mata Dewa

Honda DBL bisa menyumbangkan begitu banyak pemain untuk tim nasional, tidak lepas dari tingginya partisipasi student athlete setiap tahunnya. Lebih dari 40 ribu peserta terlibat setiap tahunnya. Adapun pada 2018, liga akan diselenggarakan di 30 kota dalam 22 provinsi. Jumlah tersebut berkembang dibandingkan tahun lalu, yakni 25 kota di 22 provinsi.

Tahun ini, Honda DBL akan mengusung Full Time Student, Full Spirit Athlete. DBL tetap fokus pada komitmen supaya atlet tak hanya berprestasi di bidang basket. Mereka juga wajib untuk berprestasi di bidang akademis agar seimbang.

"Sejak awal pendaftaran kami menekankan dengan penyaringan nilai raport. Peserta yang tidak naik kelas tidak boleh ikut liga,” kata Donny Rahardian, Wakil Direktur DBL Indonesia. (dkk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Biaya Kerusakan SUGBK Usai Final Piala Presiden Membengkak


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler