JAKARTA - Pemalsuan produk kosmetika di Indonesia dinilai semakin mengkhawatirkanBerdasarkan catatan Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP), akibat pemalsuan itu kerugian keuangan yang ditanggung masyarakat mencapai Rp 4,41 triliun
BACA JUGA: Pemda Diminta Tak Percaya Calo Anggaran
Sementara kerugian akibat pemakaian kosmetik palsu pada kesehatan tubuh tidak terhitung lagi.Hal itu diungkapkan Ketua Bidang Hukum MIAP, Bambang Sumaryanto, dalam diskusi bertema "Edukasi Konsumen untuk Meminimalisasi Pemalsuan Kosmetik" di Universitas Atmajaya, Jakarta, Selasa (28/9)
BACA JUGA: Pramuka Harus Bersih Dari Pengaruh Parpol
"Pemalsuannya mudah dan para pemalsunya malah lebih kreatif dalam membuat kemasan ketimbang produk asliDalam diskusi yang diselenggarakan atas kerjasama Sekretariat Istana Wakil Presiden dengan MIAP, Asosiasi Konsultan Hak Kekayaan Intelektual (AKHKI) dan Fakultas Hukum Universitas Atmajaya itu, Bambang juga mengatakan, tak hanya produk palsu yang perlu dikhawatirkan
BACA JUGA: BPLS Keluhkan Warga Sekitar Lapindo Enggan Direlokasi
Produk kosmetik yang tidak berlabel Badan Pengawas obat dan Makanan (BPOM) juga harus diwaspadai"Meski yang dijual asli, tapi kalau tanpa label POM maka biasanya penjual akan mencampurnya dengan produk palsuLama-kelamaan konsumen tidak tahu kalau itu palsu karena tahunya yang dijual produk asli," tandas Bambang.
Padahal, kata Bambang, kosmetik yang dijual harus dibuat dengan menerapkan Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) dan memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan Badan POMSayangnya, kata Bambang, konsumen ingin hasil instan tanpa peduli apakah produk kosmetik yang dikonsumsi asli atau palsu"Sulit membedakan kosmetika palsu, terutama yang diperdagangkan secara vebas melalui toko pengecer maupun toko kosmetik," ulasnya.
Namun Bambang juga menyoroti sanksi terhadap para pelaku pemalsuan yang terkesan ringan"Dari catatan kami, penegakan hukum bagi pemalsu masih lemah dan sanksinya ringan," tandasnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Susno Mulai Disidang Besok
Redaktur : Tim Redaksi