Perempuan Culik Perempuan, Dipicu Rasa Cemburu, LGBT

Selasa, 23 Agustus 2016 – 05:56 WIB
KASUS PENCULIKAN: Lilis Ratna Juwita alias Popo (kanan) saat digiring polisi ke Mapolsek Ketapang, beberapa waktu lalu. FOTO: RADAR SAMPIT/dok.JPNN

jpnn.com - SAMPIT -  Akhirnya, terungkap motif penculikan  terhadap Novita, 22, dan Sartika alias Tika, 22, yang dilakukan 10 Mei 2016 silam.

Lilis Ratna Juwita alias Popo, 22, warga Jalan Jeruk II, Ketapang, Sampit, di persidangan kemarin (22/8) mengaku nekat melakukan itu lantaran sakit hati setelah ia putus komunikasi dengan Tika. Popo sudah terlanjur jatuh hati kepada Tika.

BACA JUGA: Istri Sadis! Hajar Suami hingga Pingsan

Memuluskan aksinya, Popo mengajak rekannya, Dedy Ramadhani, Hendra Siswinto, Andika Ika Putri alias Dika, Ebon, untuk menculik Tika dengan pancingan melalui Novita.

Kepada majelis hakim yang diketuai Gabriel Siallagan dan JPU Kejari Kotim Budi Sulistyo, Popo mengaku menyayangi Tika lantaran sebelum putus komunikasi, ia dan Tika selalu bersama.

BACA JUGA: Empat Sindikat Besar Curanmor Beroperasi di Kota Ini

”Kemana-mana kami selalu berdua, saya nyaman dengan dia, curhat (curahan hati) segala macam, namun terakhir-terakhir ditelepon dia tidak menjawab, BBM, pertemanan di media sosial dihapus, setelah dia punya teman dan pacar baru,” kata Popo saat sidang, kemarin (22/8).

Lantaran sakit hati, Popo menculik korban pada 10 Mei 2016 dan membawanya ke Jalan M Hatta Lingkar Selatan Sampit dengan harapan hanya ingin bertemu saja. 

BACA JUGA: Buset… Pencuri sudah Bobol Puluhan Masjid

Awalnya Popo Cs sempat ke kediaman Tika namun kala itu ia sudah berangkat kerja, akhirnya mereka lebih dulu menculik Novita di Jalan Rangkas 4, Ketapang, Sampit dengan pura-pura sebagai petugas JNE.

Mereka menarik paksa korban dan meminta bantuan Novita untuk memancing Tika. Tika akhirnya datang, sementara Novita disuruh kembali ke kantornya bersama Yasin yang saat itu datang ke lokasi kejadian bersama Tika.

Kepada hakim, Popo menyebut, selama ini ia hanya bisa mencurahkan perasaannya pada Tika. Namun, ia berkomunikasi dengan Tika dengan pura-pura sebagai Bowo. 

“Bowo itu ada orangnya, namun selama ini saya yang pura-pura jadi Bowo, dalam komunikasi saya panggil dia sayang, Tika tahunya Bowo dan tidak tahu kalau itu adalah saya,” kata Popo.

Popo sendiri mengaku selama ini mengungkap rasa sayangnya dengan Tika tidak secara langsung namun melalui perhatian khususnya seperti memberi barang-barang kesukaan Tika dan uang.

Saat hakim menanyakan apakah Popo termasuk kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT), ia pun mengiyakan.

Tapi, diakui Popo, ia lebih menyukai sesama perempuan, baru kepada Tika saja. 

Saat ditanya hakim, siapa orang yang melakukan pengancaman terhadap Tika baru-baru ini, Popo sendiri mengaku tidak tahu. 

Apalagi saat ini menurut Popo, rasa sayangnya yang sudah lama ia pendam dengan Tika sudah berubah. Di depan hakim dia secara tegas menyebut telah membenci Tika.

“Saya tidak tahu, di sel saja saya tidak bisa bawa handphone namun yang tahu password facebook saya itu adalah dua orang teman se kantor saya dulu,” beber Popo.

Popo juga hanya bisa menjanjikan imbalan kepada rekan-rekannya lantaran ia sendiri tidak berani menculik Tika.

Diakuinya, ia tidak memiliki uang sebanyak itu. ”Kalau seandainya berhasil ya saya kasih seadanya saja,” pungkas perempuan yang menunggu tuntutan hukuman dari jaksa ini. (co/fm/sam/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Daging Alana India Diselundupkan dari Lewat Malaysia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler