Perempuan ini Bongkar Bandar Narkoba di Rutan

Kamis, 15 Desember 2016 – 09:57 WIB
Ilustrasi. Foto: dok.JPG

jpnn.com - SURABAYA - Tersangka peredaran narkoba Rila ditangkap Satreskoba Polrestabes Surabaya. Saat ditangkap, dia memberikan pengakuan yang mengejutkan.

Perempuan 31 tahun tersebut mengaku menjadi kaki tangan Teguh, terpidana narkoba yang kini mendekam di Rutan Medaeng.

BACA JUGA: Tarik Uang di ATM Sesukanya tapi Saldo Tetap Utuh, Kok Bisa Ya?

Bahkan, Teguh pula yang selama ini menggerakkannya berbisnis serbuk haram itu.

Rila ditangkap di sebuah rumah kos di Tebel Tengah, Gedangan, Sidoarjo, Senin (12/12).

BACA JUGA: Hakim Bingung Terdakwa Ganti-Ganti Nama

Dia diringkus setelah mengambil paket narkoba dengan teknik ranjau di depan SPBU Ahmad Yani. Ketika itu dia mengambil paket seberat 200 gram.

Namun, sepak terjang Rila rupanya masuk ke radar kepolisian.

BACA JUGA: Investasi Bodong Sudah Keruk Rp 45 Triliun

''Anggota pun melakukan pengintaian. Ternyata benar, Rila sedang mengambil satu bungkus besar berisi sabu-sabu,'' ujar Kasatreskoba Polrestabes Surabaya AKBP Roni Faisal.

Tanpa kesulitan, polisi pun meringkus Rila di rumah kosnya. Saat melakukan penggeledahan, polisi menemukan alat isap sabu-sabu dan buku tabungan.

Berdasar penyidikan, terbongkar bahwa selain menjadi kurir, selama ini Rila merupakan seorang pecandu.

''Hasil tes urinenya juga positif,'' jelasnya.

Menurut polisi, selama ini Rila mengedarkan sabu-sabu di beberapa kota di Jawa Timur. Antara lain, Surabaya, Malang, dan Sidoarjo.

Sasarannya, pelanggan tetap dalam skala besar. ''Jadi, sabu-sabu yang dijual Rila ke orang lain masih dijual lagi kepada pengedar secara paket hemat,'' ucapnya.

Roni mengaku terus mendalami peran Teguh yang selama ini merupakan bos Rila. Pihaknya masih menyelidikinya secara teliti. Sebab, selama ini banyak pemain dalam jaringan Rutan Medaeng yang masih jadi buruan polisi.

''Sudah diintai yang di dalam rutan, jadi sabar masih proses penangkapan satu per satu pemainnya,'' ungkapnya.

Kepada polisi, janda anak satu tersebut berkilah tidak mengetahui bahwa bungkusan plastik yang disimpan di kos-kosan itu adalah narkoba.

Dia hanya dimintai tolong oleh seorang teman untuk menyimpannya selama beberapa hari. ''Saya tidak tahu, baru tahu isinya saat polisi membuka,'' kata Rila.

Rila mengaku hanya mendapat uang dari salon tempatnya bekerja. Namun, setelah nomor rekeningnya dicek, polisi menemukan fakta bahwa ada transfer uang kepada Rila yang diduga berasal dari bandar. ''Ya sudah kalau tidak percaya. Saya korban bukan kurir,'' terangnya.

Sementara itu, Kepala Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Surabaya Jumadi menyatakan belum mendapatkan kabar dari kepolisian terkait dengan keterlibatan Teguh.

''Kami belum dapat kabar dari kepolisian karena ada beberapa nama Teguh di tahanan," tuturnya ketika dihubungi melalui telepon kemarin.

Selama ini Jumadi menjelaskan bahwa pihak keamanan rutan selalu melakukan pemeriksaan secara berkala. Namun, belum pernah ditemukan masalah tersebut.

Kalaupun nanti memang ada masalah itu, pihaknya akan kooperatif. Dia akan mempersilakan pihak kepolisian memeriksa atau menyidik Teguh.

''Kami terbuka saja. Apalagi untuk kepentingan penyidikan, akan kami fasilitasi,'' janjinya. (rid/c20/aji/flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Parah! Mengaku Intel Polisi, Eh Malah Bawa Kabur Motor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler