Perempuan Mengaku Suruhan Teroris Petakan 30 Mapolsek

Selasa, 12 September 2017 – 07:24 WIB
Kapolres Madiun Kota AKBP Sonny Mahar Budi Adityawan menunjukkan sejumlah dokumen keterangan gangguan mental organik yang diderita Kar. Foto: Bagas Bimantara/Radar Madiun/JPNN.com

jpnn.com, MADIUN - Kar, 39, perempuan asal Desa Tridodi, Kecamatan Melati, Sleman, DIY, mengaku sudah memetakan 30 mapolsek yang akan menjadi sasaran aksi teror.

Kar mengaku hanya orang suruhan. Dia menyebut nama dua pria inisial F dan H.

BACA JUGA: Pengamen Nekat Bawa Sabu-Sabu 25,98 Gram

Perempuan bertubuh kurus, berkulit gelap, dan tanpa hijab itu bahkan “bernyanyi” sudah direkrut setahun lalu.

Dia didoktrin harus berjuang hingga mati agar bisa masuk surga. Pun, Kar dengan lancar memerinci nama-nama polsek di Jateng, Jogja, Jabar, dan sebagian Jatim yang sudah dipetakannya.

BACA JUGA: Curi PS4, Sepasang Kekasih Ditangkap Polisi

Dia diminta mengingat-ingat kondisi mapolsek, terutama jumlah personel berikut jam-jam longgar penjagaan.

Nah, H disebut-sebut bakal merancang aksi serangan jika peta sasaran sudah didapat. Selain itu, Kar mampu bercerita runtut bagaimana dia harus beraksi.

BACA JUGA: Dipancing dengan Cewek, Pemuda Itu Datang Lantas Dihabisi

Mengaku semobil dengan F dan H mengendarai Toyota Avanza merah, Kar pada malam hari sengaja diturunkan tak jauh dari mapolsek.

Tugas selanjutnya menarik perhatian dengan pura-pura menangis atau memancing keributan agar diamankan ke mapolsek terdekat.

‘’Terakhir kali ditemukan di teras RSUPM (Rumah Sakit Paru Madiun). Satpam menyerahkannya ke Polsek Manguharjo,’’ kata Kapolres Madiun Kota AKBP Sonny Mahar Budi Adityawan kemarin (11/9).

Hasil interogasi awal membuat mata polisi terbelalak. Kar pun langsung diboyong ke mapolres Kamis malam lalu (7/9).

Dia berhitung Polsek Manguharjo adalah target ke-30 yang dipetakannya. Sasaran selanjutnya adalah polsek di jajaran Polres Ngawi.

Petugas sempat menemukan sabuk kopel dan topi polisi di tas yang dibawa perempuan berpostur tidak seberapa tinggi itu.

‘’Kami harus mengantisipasi segala kemungkinan. Densus dan Brimob juga turut membantu memberi penjagaan,’’ terang kapolres.

Apalagi, nyanyian Kar semakin nyaring. Ciri-ciri F dan H diterangkannya cukup gamblang. Yakni, kerap mengenakan serban motif kotak hitam dan putih, ujung pipa celana di atas tumit, dan kerap membawa bom molotov.

Kecurigaan muncul setelah keterangan Kar mulai sering berubah. Informasi terus digali untuk mengungkap jati diri perempuan itu.

Titik terang didapat setelah Polres Madiun Kota berkoordinasi dengan Polda Jatim. ‘’Ternyata mengalami gangguan mental organik, dibuktikan dengan surat keterangan ahli,’’ jelas Sonny.

Surat berkop Kementerian Kesehatan RI itu diterbitkan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) dr Radjiman Wediodiningrat Lawang.

Kar diterangkan mengalami gangguan mental organik hingga tidak mampu memahami tindakan yang dilakukannya.

Surat yang ditandatangani dr Reni Margiyanti Adiningsih Sp KJ itu terbit setelah Kar bikin ulah di wilayah hukum Polres Batu.

Kapolres akhirnya memutuskan mengantar pulang Kar ke Sleman lantaran pihak keluarga tak sudi menjemput.

‘’Kami serahkan kembali ke keluarganya di Sleman. Keterangannya tidak bisa dibuktikan,’’ ungkap Sonny. (mg8/hw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bocah Cantik Ini Hilang Diduga Diculik


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler