jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipid Siber) menyebut setidaknya ada perusahaan dari enam negara yang telah menjadi korban aksi janingan peretas antarnegara. Perusahaan di negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang tidak luput tipu daya peretas kelompok Nigeria - Indonesia.
Kanit II Subdit II Dittipid Siber Bareskrim AKBP Idam Wasiadi menjelaskan, perusahaan yang telah diretas dan dialihkan transaksinya itu berasal dari sejumlah negara. Selain, Amerika Serikat dan Jepang, ada pula Singapura, Thailand, Korea Selatan, dan Malaysia. ”Keamanan dari perusahaan baik lokal atau luar negeri memang perlu ditingkatkan,” paparnya saat dihubungi Sabtu (17/11).
BACA JUGA: Awas! Ancaman di Dunia Siber Bukan Hanya Hoaks
Dittipid Siber mengetahui perusahaan luar negeri menjadi korban berdasar transaksi keuangan di 25 buku tabungan penampungan milik peretas. Terdapat daftar perusahaan yang mengirim uang. ”Setelah dicek perusahaannya dari luar. Maka, kuat dugaan mereka juga terperdaya,” ungkapnya.
Berapa jumlah perusahaan asing yang diretas? Dia mengatakan bahwa saat ini sedang dilakukan penghitungan. Namun, bisa dibilang sebagian besar merupakan perusahaan luar negeri. ”Kita teliti dulu,” ujarnya.
BACA JUGA: Warning Mister Cakil ke Situs Bawaslu Tak Digubris
Dia menuturkan ada banyak cara yang dilakukan peretas untuk menembus email bisnis perusahaan. Tidak hanya dengan spam, tapi juga menggunakan aplikasi Financial Technology (Fintech) abal-abal. ”Aplikasi ini palsu yang ternyata menginstal malware yang untuk mengetahui user name dan password,” terangnya.
Peretasan tersebut tergolong sulit ditangani karena hampir semuanya anonymous alias anonim. Semuanya serba dipalsukan hingga menyulitkan mengetahui siapa pelakunya. Dia membocorkan bagaimana akhirnya mampu untuk menangkap pelaku. ”Kuncinya face recognition,” ungkapnya.
BACA JUGA: Autodidak, Mister Cakil Bangga Bisa Meretas Situs Pemerintah
Pengambil uang hasil peretasan itu terekam oleh CCTV. Wajah pengambil uang ini kemudian dicocokkan dengan data yang dimiliki Bareskrim. Awalnya, ada sekitar 20 identitas yang identik. ”Tapi, kami filter dengan mempelajari profilnya,” paparnya.
Dari profil ini akhirnya dapat mengkerucut pada tiga pelaku. Dia menjelaskan, Dina Febriyanti ini merupakan istri dari warga Nigeria Ndubuke Gilber Ukpogu.
”Puput Bambang saudara dari Dina. Mereka diketahui memang hanya menyandarkan hidupnya dari uang hasil peretasan. Tidak bekerja, tapi hidup mewah,” jelasnya. (idr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Sudah Tahu Peretas Situs KPU
Redaktur & Reporter : Soetomo