Performa IHSG Salah Satu yang Terbaik di Asia

Jumat, 07 Oktober 2016 – 06:53 WIB
IHSG. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA-Indeks harga saham gabungan (IHSG) naik 1,84 persen (99,11 poin) menjadi 5.463 awal pekan lalu.

Penguatan tersebut membuat IHSG mencatat pertumbuhan terbaik di Asia.

BACA JUGA: Rupiah Masih Perkasa, BI Malah Makin Waspada

Apresiasi itu memantapkan laju indeks memberi imbal hasil positif sepanjang 2016 di bursa Asia.

Performa IHSG tumbuh 18,02 persen secara tahunan year on year (YoY). Melansir laman CNBC, ada sejumlah bursa saham Asia mencatat penguatan.

BACA JUGA: Jerman Jajaki Kerja Sama di Bidang Shipyard di Batam

Apalagi, investor mencari imbal hasil menarik untuk investasi di negara berkembang.

Indeks saham Pakistan adalah salah satu yang memberi imbal hasil terbaik. Indeks saham Pakistan mencatat pertumbuhan 23,19 persen.

BACA JUGA: Pak Luhut, Tolong Tinjau Ulang Rencana Ini

Angka itu jauh lebih tinggi ketimbang indeks saham MSCI Asia Pasifik yang naik 10,82 persen.

Politik Pakistan yang kadang tak stabil dapat juga memengaruhi performa indeks saham.

Namun, analis menilai, secara fundamental relatif stabil. Pertumbuhan produk domestik bruto sekitar 4,7 persen dalam tujuh tahun terakhir meski revisi turun menjadi 4,5 persen.

Di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Nawaz Sharif, Pakistan menghindari pinjaman dari IMF dan investasi dari Tiongkok.

Mengikuti Pakistan yaitu indeks saham Vietnam yang mengua 18,91 persen secara year to date.

”Vietnam menjadi salah satu tempat menarik di Asia,” tutur Senior Ekonom Mizuho Bank Vishnu Varathan.

Ia menyebut ekonomi Tiongkok telah berubah dari yang mengoptimalkan buruh menjadi pegawai memiliki kemampuan baik. Itu kemudian berdampak pada Vietnam.

Di mana, Vietnam mempunyai upah buruh murah dengan infrastruktur baik. Namun, Vietnam harus mendorong sektor perbankan.

Selain Vietnam dan Pakistan, bursa saham Indonesia juga menjadi salah satu terbaik. IMF melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 4,9 persen, dan 5,3 persen pada 2017.

Analis Standard Chartered menuturkan, konsumsi swasta tangguh dan investasi swasta besar kemungkinan dapat mendukung pertumbuhan pada semester kedua. Tetapi, pertumbuhan lebih konservatif seiring kontribusi pemerintah kemungkinan rendah.

Merujuk laporan Ashmore, Indeks domestik menjadi yang terbaik menyusul rilis data inflasi September di kisaran 3,07 persen secara year on year (YoY).

Dengan inflasi rendah ini mendorong harapan bank sentral atau Bank Indonesia (BI) akan kembali memangkas suku bunga acuan. (far/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indeks Syariah dan IHSG Kompak Melemah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler