Perguruan Tinggi di Pulau Jawa Masih Mendominasi

Sabtu, 14 Oktober 2017 – 19:20 WIB
Menpan-RB Asman Abnur. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, PADANG - Pimpinan perguruan tinggi di luar Pulau Jawa termasuk Sumbar, harus bekerja lebih keras lagi mengejar ketertinggalan dalam membenahi kualitas dan mutu pendidikannya.

Seiring masih terlalu dalamnya gap, terutama terlihat dari output lulusan yang dihasilkan.

BACA JUGA: Polisi Gandeng Komunitas Motor Demi Keamanan Pessel

Kondisi ini tergambar dari hasil kelulusan Tes Kompetensi Dasar (TKD) dalam ujian penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2017.

Di mana, lulusan Perguruan Tinggi (PT) di Pulau Jawa masih mendominasi dibandingkan daerah Sumatera dan sebagainya.

BACA JUGA: Truk Terjun Bebas ke Sungai, Begini Nasib Dua Penumpangnya

“Di Yogyakarta tingkat kelulusan CPNS mencapai 24 persen. Sedangkan di Sumbar hanya berkisar 4 persen. Untuk Aceh 3 persen dan Papua 1 persen. Tampak sekali beda mutu pendidikan kita di masing-masing wilayah,” kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Asman Abnur saat menjadi pembicara utama dalam konferensi internasional ekonomi bisnis, akuntansi dan ilmu social, di aula Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumbar, kemarin, (13/10).

Kesimpulan itu didapatkannya setelah memantau pelaksanaan ujian TKD di 14 Kantor Wilayah Badan Kepegawaian Nasional (BKN) se-Indonesia. “Bila dirata-ratakan, tingkat kelulusan ujian TKD di Pulau Jawa sekitar 14 persen, Sumatera 4 persen dan kawasan timur 2-3 persen,” ujar rang Piaman itu.

BACA JUGA: Longsor Picu Kemacetan Sepanjang Dua Kilometer di Indarung

Minat lulusan perguruan tinggi menjadi PNS, menurut politisi PAN dalam konferensi yang digelar Universitas Dhama Andalas (Unidha) itu, sejauh ini masih tinggi sekali. Untuk peminat CPNS Kemenkum HAM mencapai 1,3 juta pelamar untuk 17 ribu lebih formasi. Begitu pun peminat hakim MA mencapai 30 ribu orang dari hanya 1.600 formasi.

Merujuk realita itu, Asman meminta seluruh PTN/PTS di Sumbar dan daerah lain, segera melakukan evaluasi. Serta, kajian tentang pendidikan agar melahirkan lulusan berdaya saing tinggi.

“Cari masalahnya di mana, lalu evaluasi. Guru atau dosenkah yang harus dievaluasi atau masalah kurikulum. Bisa juga soal sarana dan prasarana yang kurang mendukung, atau jam mengajar juga perlu dievaluasi. Kalau tidak bergerak cepat, hasilnya justru akan semakin buruk,” katanya.

Asman Abnur berharap, lembaga pendidikan terus memperbaiki diri dengan target utama melahirkan lulusan yang memiliki daya saing. Apalagi, perkembangan teknologi informasi saat ini sangat pesat, yang seharusnya tidak lagi menjadi kendala jarak wilayah dalam pemerataan pendidikan dan sistem pembelajaran.

Terhadap hal itu, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno berharap seluruh civitas akademika di Sumbar menyadari hal ini. Sekaligus melakukan evaluasi terhadap sistem pendidikan perguruan tinggi khususnya di Sumbar.

“Semoga hasil kelulusan CPNS yang hanya mencapai posisi 4 besar ini, bisa melecut semangat perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Termasuk, menggelar kerja sama dengan kampus luar negeri,” sebutnya.

Irwan mengapresiasi apa yang dilakukan Unidha dengan menjalin kerja sama dengan Universiti Selanggor (Unisel). “Di samping meningkatkan kualitas dan mengembangkan diri, perguruan tinggi perlu lebih banyak menjalin kerja sama dengan luar negeri. Jangan seperti katak dalam tempurung,” ujar dia.

Sementara itu, Rektor Unidha Dr Rahmi Fahmy menyambut baik perlunya perguruan tinggi melakukan pembenahan terhadap kualitas dan mutu pendidikannya. “Pelaksanaan konferensi internasional ini, jadi salah satu upaya kita mengembangkan diri. Di samping, intens menjalin kerja sama dengan luar negeri,” ujar dia.(rdo/rch/cr26)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemprov Sumbar Bakal Cabut 110 Izin Tambang


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler