Longsor Picu Kemacetan Sepanjang Dua Kilometer di Indarung

Kamis, 05 Oktober 2017 – 03:30 WIB
Satu unit alat berat sedang memindahkan material longsor di Lubuak Paraku KM 17, Kecamatan Lubuk Kilangan, Rabu (4/10). Foto: Ryan Darmawan/Padang Ekspres

jpnn.com, SOLOK - Akses jalan menuju Kota Padang dari arah Solok, atau sebaliknya lumpuh total selama empat jam, kemarin (4/10)

Hal itu disebabkan terjadinya longsor hebat kembali terjadi di KM 17 Lubukperaku, Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubukkilangan (Luki).

BACA JUGA: Pemprov Sumbar Bakal Cabut 110 Izin Tambang

Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut.

Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 07.00 itu, mengakibatkan kemacetan panjang sekitar 2 kilometer.

BACA JUGA: Jalankan Bisnis Narkoba, Istri Diciduk, Suami Kabur

Seperti dilansir Padang Ekspres (Jawa Pos Group), dalam tiga bulan terakhir, sedikitnya telah terjadi empat kali longsor di kawasan tersebut.

Longsor terjadi ketika arus lalu lintas lagi sepi. Bermula dari turunnya batang kayu, dalam hitungan menit, bongkahan batu dan tanah langsung memadati jalur tersebut dan menutup semua badan jalan. Tingginya mencapai sekitar tiga meter.

BACA JUGA: Diduga Korupsi Dana Pembinaan Napi, Kalapas Tebo Ditangkap

Tidak dapat dielakkan, arus kendaraan akhirnya lumpuh total. Dua alat berat dari Tim Reaksi Cepat (TRC) PT Semen Padang dan milik PU Provinsi Sumbar diturunkan untuk melakukan evakuasi.

Jajaran Polsek Luki dan Sabhara Polresta Padang langsung mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP). Bersama tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, material longsor akhirnya bisa diatasi. Sementara, guna menghindari macet cukup panjang, diberlakukan sistem buka tutup jalan.

Warga yang berada tidak jauh dari lokasi longsor, Rosnini, 43, menceritakan, longsor terjadi ketika ia sedang membuka warungnya. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh yang keras. Ketika dilihat, teryata longsor dalam sekejap sudah menutupi seluruh badan jalan.

”Saya mengabarkan kejadian itu ke suami saya. Lalu suami saya langsung membentangkan kayu tidak jauh dari lokasi supaya pengendara tidak mendekati longsor tersebut,” ujar Rosnini.

Sopir truk yang kebetulan melintas, Iwan Saputra, 30, mengaku terkejut melihat bentangan kayu. Dia menghentikan kendaraannya. Setelah ditanyai, baru diketahui jalan sudah tidak bisa dilewati.

”Saya turun dari dalam mobil, menuju ke arah longsor. Teryata tingginya sekitar 3 meter,” ungkapnya Iwan seraya menambahkan, jalan baru bisa dilewati empat jam kemudian.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Padang, Edy Asmi mengatakan, upaya membersihkan material longsor dilakukan dengan mengerahkan tiga mobil dan 30 personel, dilakukan bersama dengan pihak kepolisian. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Menurut Edi, dalam rentang waktu tiga bulan terakhir, ada empat kali kejadian longsor di wilayah Sitinjau Laut. Lubukperaku merupakan wilayah yang paling rawan karena dikelilinggi oleh perbukitan. ”Kita menghimbau kepada para pengendara supaya berhati-hati melewati kawasan Sitinjau Laut,” ungkap Edy Asmi.

Kapolsek Lubukkilangan Kompol Desfami Erianyo, memerintahkan seluruh jajaran untuk melakukan pengamanan bersama jajaran Sabhara Polresta Padang. Hingga pukul 11.30, jalur tersebut masih dilakukan buka tutup. Menurutnya, akses lalu lintas lumpuh total terjadi selama empat jam.

”Karena cuaca sering tak menentu, saya mengimbau seluruh penguna jalan raya yang melintasi Lubukparaku supaya berhati-hati,” ungkapnya.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jalan Nasional PJN II, Albar Daen mengatakan, kondisi tebing pada Jalan Nasional Padang-Solok masih labil dan sangat rawan terjadi longsor.

Seperti yang terjadi kemarin, sebutnya, tidak ada hujan, namun bongkahan tanah tetap saja turun menimbun badan jalan.

Kondisi seperti ini akan tetap terjadi selama struktur tanahnya belum stabil, pascajalur Padang-Solok diperpendek dengan pemotongan bukit beberapa tahun lalu.

Dijelaskan, dulu jalan tersebut berliku-liku dan sempit. Kemudian diperlebar, sekaligus dilakukan pemotongan bukit. Pada lokasi bukit-bukit yang dipotong itulah tanah sering turun, adakalanya, tidak hanya tanah yang turun, bongkahan batu bisa juga menggelinding. Kalau itu terjadi, akan sangat membahayakan pengguna jalan.

Maka dari itu, diminta kepada pengguna jalan berhati-hati. Perhatikan apabila melihat adanya batu-batu kecil yang turun. Pertanda demikian biasanya akan terjadi longsor. ”Sebaiknya perjalanan dihentikan dulu,” kata Albar mengakiri. (e/z)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jabatan Syamsu Rahim Diambil Alih Hayono Isman


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler