Perguruan Tinggi Diminta Perkuat Kerja Sama dengan Industri

Minggu, 30 April 2017 – 09:07 WIB
M Nasir. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mendorong perguruan tinggi lebih menonjolkan pendidikan vokasi untuk meningkatkan daya saing bangsa. Di samping meningkatkan tenaga kerja dengan skill tinggi.

Dengan revitalisasi pendidikan tinggi vokasi, industri akan mendapat pasokan tenaga kerja yang kompeten. Itu sebabnya Nasir menekankan pentingnya perguruan tinggi menggandeng industri. Selama ini kerja sama dengan industri oleh pengelola pendidikan vokasi cenderung diabaikan.

BACA JUGA: Kelayakan Land Swap Gambut untuk Usaha Diragukan

"Kerja sama dengan industri menjadi penting sekarang, yang selama ini tidak pernah dipertimbangkan,. Persentase praktik harus lebih besar daripada teori," kata Nasir dalam berbagai kesempatan.

Tantangan Nasir ini langsung dijawab Cosmas Batubara. Mantan Menteri Tenaga Kerja di era Presiden Soeharto ini menerapkan pendidikan yang melibatkan dunia profesional sesuai dengan bidang yang dipelajari. Selain itu memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memahami lebih baik tentang dunia industri yang terkait.

BACA JUGA: Tukar Guling Lahan pada Permen LHK P.17/2017 Bukan Solusi

“Kami, selaku pimpinan universitas, mengajak semua dosen untuk berinisiatif menciptakan proses pembelajaran inovatif yang tentunya sangat bermanfaat tidak hanya bagi mahasiswanya, tetapi juga untuk para dosen agar lebih aktif dalam berjejaring untuk pengembangan ilmu sesuai dengan bidangnya,” ujar Rektor Podomoro University ini, Minggu (30/4).

Dia mencontohkan kemitraan yang dibangun jurusan Arstitektur dengan pengusaha bisnis kuliner. Mahasiswa merancang dan mendesain interior restoran baru mereka. "Kemampuan mahasiswa diasah dari sisi hard skills maupun soft skills menghadapi klien," ujarnya.

BACA JUGA: Asosiasi Distributor Semen Minta Dispensasi

Ditambahkani dosen koordinator pengampu mata kuliah Arsitektur Interior, Boyke Janus, sebelum mahasiswa menggarap proyeknya, masing-masing grup mengajukan usulan desain. Kemudian dari usulan itu dipilih desain terbaik untuk membangun outlet terbaru klien.

"Ini cara kami memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa dalam menghadapi kompleksitas dan ketidakpastian dalam memecahkan masalah yang ada di proyek Arsitektur Interior. Terrmasuk bagaimana mereka bisa memenuhi standar keinginan klien dan me-manage sebuah proyek," terangnya.

Hasil pembelajaran berbasis pada real project ini juga diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap sisi psikologis mahasiswa untuk menyiapkan diri menjalani bisnis yang sesungguhnya setelah mahasiswa menyelesaikan pendidikannya.(esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Industri Kerajinan dan Kreatif Jadi Penopang Ekonomi


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler