jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Dr. Jazilul Fawaid SQ., MA., memperingati Hari Pers Nasional pada 9 Februari. Dia menyatakan bahwa pers dan wartawan memiliki peran dan fungsi penting dalam peradaban zaman.
“Dalam sistem demokrasi, pers bahkan disebut sebagai pilar keempat demokrasi,” tuturnya.
BACA JUGA: Imlek, Wakil Ketua MPR RI Ungkap Peran Gus Dur untuk Kalangan Tionghoa di Indonesia
Menurut politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), pers di Indonesia lebih dari itu. Pada masa pergerakan, wartawan adalah kaum terdidik.
Mereka tidak hanya mengabarkan kejadian yang ada di masa itu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan kemerdekaan kepada masyarakat.
BACA JUGA: IKN Pindah ke Penajam Paser Utara, Gus Jazil Bilang Begini
“Nilai-nilai kebangsaan pada masa itu disampaikan lewat koran-koran yang dikelola wartawan sekaligus kaum pendobrak,” tuturnya.
Menanamkan nilai-nilai kebangsaan pasti mempunyai risiko yang besar di masa pemerintahan kolonialisme.
BACA JUGA: Gus Jazil: Hukum Harus Melindungi Semua, Termasuk yang Menimpa Habib Bahar
“Bila terbukti, korannya diberedel, wartawannya dijebloskan dalam penjara,” ujar pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu.
Pada masa kemerdekaan, para wartawan ikut merebut dan mempertahankan.
“Mereka ikut berjuang secara fisik dan lewat ide serta gagasan,” paparnya.
Dalam HPN tahun ini, pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu berharap pers terus menjalankan fungsinya di tengah masyarakat.
“Pers ikut mencerdaskan kehidupan bangsa,” ucapnya.
Pers tidak hanya menuntut masyarakat untuk terus membaca, tetapi juga memberikan informasi dan berita.
“Nah, di sinilah perlu dan pentingnya memberi informasi yang objektif, aktual, baru, mendidik, bisa dipercaya, dan membela kebenaran,” ujarnya.
Alumni PMII itu mengakui, saat ini, banyak tantangan yang dihadapi kalangan pers.
Dulu yang bisa diistilahkan menulis adalah wartawan saja. Namun, sekarang semua orang bisa menulis.
Adanya media sosial memberikan ruang yang sangat luas bagi masyarakat untuk menulis dan memberitakan apa saja yang terjadi di tengah mereka.
“Nah, sekarang berita yang ada, sumbernya selain dari wartawan juga dari masyarakat. Inilah tantangan yang perlu dihadapi wartawan karena siapa yang paling cepat memberitakan peristiwa,” tambahnya.
Perkembangan teknologi komunikasi yang terus berkembang mampu mempercepat dan memasifkan penyebaran berita.
“Hadirnya teknologi informasi menghadirkan media-media yang dikelola secara online,” ucapnya.
Lewat berita online, setiap menit ada berita baru. Namun, teknologi disebut mampu membuat media cetak yang sudah mapan terancam tutup.
“Kan sudah banyak media cetak yang menutup diri,” ungkapnya.
Perkembangan teknologi informasi dan kemauan masyarakat yang ingin memperoleh berita yang serbacepat, menurut Koordinator Nasional Nusantara Mengaji, akan terus menjadi tantangan bagi pers untuk terus melayani masyarakat.
“Pers perlu terus mencari siasat menghadapi perkembangan teknologi informasi yang berkembang,” tuturnya.
Gus Jazil tetap berkeyakinan bahwa masyarakat tetap membutuhkan layanan berita dari pers.
“Masyarakat yang cerdas akan tetap membutuhkan informasi dan berita,” ungkapnya.
Jangan sampai berita diisi oleh kelompok penyebar berita yang isinya hoaks, fitnah, dan bully yang bisa memecah persatuan bangsa.
Karena itu, pers diharapkan tetap terus menerapkan keprofesionalannya dalam bekerja sehingga produksi berita yang ada bisa dipercaya, objektif, aktual, mendidik, independen, dan memihak pada kebenaran. (mrk/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi