jpnn.com - JAKARTA – Dosen Komunikasi Politik Universitas Gajah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad mengatakan isu reshuffle kabainet Jilid II belakangan ini semakin tidak terkendali. Apalagi Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli terlalu berani mengeluarkan pernyataan mendahului Presiden Jokowi.
Nyarwi menyampaikan hal itu, Kamis (19/11) menanggapi wacana reshuffle Jilid II yanag santer dalam beberapa pekan terakhir.
BACA JUGA: Menteri Yuddy: Kabinet Kerja Sudah Berbuat Banyak
Menurut Syarwi, reshuffle kabinet sesungguhnya hal yang biasa dilakukan pada akhir atau awal tahun. Bahkan, kata dia, perombakan kabinet pada akhir atau awal tahun sudah menjadi tradisi dalam politik Indonesia. Tujuannya, untuk melakukan penyegaran kinerja kabinet melalui evaluasi kinerja tahunan.
“Selama Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono, red) menjadi Presiden, pergantian menteri juga biasa dilakukan di akhir atau awal tahun. Misalnya di awal tahun 2013, SBY mengangkat Roy Suryo untuk menggantikan Andi Mallarangeng sebagai Menpora,” ujar Nyarwi.
BACA JUGA: Penyidikan Kasus Korupsi Bansos Sumut: Kepling Aja Ikut Diperiksa Kejagung
Isu reshuffle, kata dia, dilatarbelakangi berbagai alasan, antara lain terkait kebijakan ekonomi dan penegakan hukum yang dalam kurun waktu satu tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla, dinilai tak kunjung membaik.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Ini Pesan Warga Penajam Paser Utara yang Lelah Menanti Presiden Jokowi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Resmikan Proyek Senilai Rp 80 Triliun, Inil Pesan Presiden Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi