Resmikan Proyek Senilai Rp 80 Triliun, Inil Pesan Presiden Jokowi

Jumat, 20 November 2015 – 03:21 WIB
Presiden Joko Widodo. foto. Dokumen JPNN.com

jpnn.com - BALIKPAPAN - Kaltim, Rusia dan tahun 1965. Tiga hal itu menjadi topik hangat di balik peletakan batu pertama (groundbreaking) sejumlah proyek strategis pemprov di Kawasan Industri Buluminung, Penajam, Kamis (19/11). Selain dihadiri dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), mega proyek senilai Rp 80 triliun itu juga mencatatkan Kaltim sebagai satu-satunya daerah di Indonesia yang mampu mendaratkan uang investor sebesar itu. 

Uang tersebut datang dari Rusia dalam wujud tiga megainvestasi. Pertama, proyek kereta api yang membentang dari Penajam Paser Utara ke Kutai Barat sepanjang 203 kilometer.

BACA JUGA: Diduga Sengaja Ulur Penjualan Aset, Kepailitan Batavia Air Belum juga Tuntas

Lalu pelabuhan di Kawasan Industri Buluminung, serta pembangunan Marine Techno Park (pembangunan pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kelautan). Sejarah mencatat, ini adalah kali kedua negara yang kini dipimpin Presiden Vladimir Putin itu berinvestasi di Bumi Mulawarman.

Investasi pertama terjadi pada tahun 1965 kala negara tersebut masih bernama Uni Soviet. Lima puluh tahun berlalu, kenangan manis kembali terulang dengan pola yang nyaris sama, investasi di bidang infrastruktur. “Saya teringat tahun 1965, dulu pernah ada kerja sama antara Kaltim dengan Uni Soviet terkait jalan Kalimantan. Dan (kerja sama. Red)

BACA JUGA: Menteri Susi Nilai Ada Sesuatu Dibalik Usulan Kadin

"Kembali lagi hari ini terjalin antara Pemprov Kaltim dengan Rusia,” sebut Gubernur Awang Faroek Ishak di depan Presiden Jokowi dan Duta Besar Rusia Mikail Galuzin. Menurutnya, catatan emas itu adalah sebuah kebanggan bagi warga Kaltim.

Gubernur melanjutkan, optimisme pegusaha Rusia menanamkan modalnya di Kaltim bukanya tanpa alasan. Meski terjadi perlambatan ekonomi yang berdampak pada tumbuh negatifnya ekonomi, Kaltim masih dilirik investor. Pada tahun 2014, Kaltim adalah salah-satu daerah di Indonesia yang terbesar produk domestik regional bruto-nya (PDRB). Yaitu, sebesar 579 triliun. Angka itu berasal dari kontribusi sumber daya (SDA) Kaltim dengan presentase 47 persen. 

BACA JUGA: Didukung Banyak Kalangan: Kini Momentum Pemerintah Ambil Alih Freeport

“Meski batu bara dan migas terpuruk, Kaltim tetap menjanjikan bagi investor. Rasio investasi Kaltim mencapai 40 persen dan menempati urutan keempat nasional,” jelasnya. Perlambatan ekonomi, sambung Awang Faroek, adalah momentum menerapkan strategi transformasi ekonomi. Dari semula menjadi importir bahan mentah menjadi eksportir. Peluang ini lah yang ditangkap investor asal Rusia sehingga yakin menanamkan investasinya. 

Proyek Kereta Api Borneo, terang dia, diprakarsai oleh perusahaan Russian Railways. Semula kereta diperuntukkan untuk mengangkut batu bara, hutan tanaman industri dan CPO. Namun mantan Bupati Kutai Timur itu juga berharap agar kelak juga dapat mengangkut penumpang. Sementara pembangunan pelabuhan dan Marine Techno Park dimodali Republik Tatastar. Diperuntukkan untuk pangkalan kapal riset dan laboratorium teknologi kelautan.

“Saya mengucapkan terima kasih atas kesedian dan perhatian bapak datang ke Kaltim. Bapak tidak melupakan pemilih bapak di Kaltim. Saya masih ingat (perolehan suaranya) 63 persen,” ucapnya.

Sementara itu, Jokowi dalam sambutannya kembali menegaskan, negara telah tiga kali larut dalam pesta. Ketika kayu menjadi primadona, pemerintah lupa membangun fondasi. Tersisa, kini hanya banjir. Begitupun minyak dan mineral batu bara.

“Karena itu saya menyambut baik apa yang direncanakan. Bahwa industrilisasi dan hilirasi akan memberi nilai tambah bagi Kaltim. Jangan semuanya di kirim ke luar,” ujarnya.

Persoalan saat ini, ucapnya, terletak pada perizinan. Sebelumnya ada 69 perizinan yang harus dilalui investor, kini telah dipangkas menjadi 22 izin. Dari semula mengurus izin mencapai 1-4 tahun, kini menjadi 260 hari. Tapi itu masih dianggap terlallu lama. “Kita telah menjebak diri kita sendiri. Kalau untuk kepentingan negara dan rakyat, aturan bisa dirubah sesederhana. Yang buat peraturan kita,” katanya.

Saat ini, disebut Presiden, semua negara dan antar daerah bersaing mendatangkan investasi sebanyak-banyaknya. Semakin banyak arus uang dan modal yang masuk, ujung-ujungnya untuk kepentigan masyarakat. Karena membangun dengan mengandalkan APBN, masih jauh dari cukup. Sehingga kreativitas daerah sangat penting.

“Tapi investasi yang masuk juga dihitung dan dikalkulasi jangan sampai menguras sumber daya alam kita. Bappeda setiap daerah harus berhitung. Tapi kalau sifatnya investasi infrastruktur dan industri manufaktur, silahkan,” ungkap suami Iriana Joko Widodo itu.

Geliat Kaltim membangun sejumlah proyek dengan ditandainya peletakan batu pertama diwanti-wanti Presiden.  

“Saya senang sekali hari ini bisa melakukan groundbreaking proyek-proyek yang akan dibangun di Kaltim. Tapi sekali lagi, yang namanya sudah groundbreaking, itu harus segera proyeknya dimulai. Karena saya pastikan, 3-4 bulan lagi pasti akan saya cek. Kalau bekerja dengan saya jangan hanya groundbekang-groundbreaking” tuturnya.

Dia berjanji akan mengecek secara berkala progres proyek, seperti jalan tol. Dia “menantang’ baik proyek tol dan kereta api di Kaltim kebut-kebutan dengan Sumatera, Sulawesi dan Papua.

“Jadi hati-hati, ini proyek yang saya baca terlalu banyak sekali. Saya pastikan akan saya cek satu per satu. Jangan saya hanya disuruh mengucapkan groundbreaking tetapi tidak dimulai (proyeknya). Hati-hati, yang bertanggung jawab, baik menterinya, gubernurnya maupun bupatinya. Karena begitu saya mengucapkan (groundbreaking) saya akan cek dan kontrol. Saya akan cek, akan cek, akan cek. Saya pastikan itu,” imbuhnya.  

Menanggapi hal itu, Presiden Director PT Kereta Api Borneo Denis Muratov antusias dengan permintaan Jokowi. “Kami sangat menghargai apa yang dikatakan Presiden Joko Widodo dan akan melakukan kontrol terhadap proyek ini. Kami segera memulai proyek dan konstruksi akan selesai tahun 2020,” tuturnya. 

Terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim, Rusmadi, meminta agar proyek yang di groundbreaking disikapi dengan bijak, terlebih LSM.  “Mari kita liht secara jernih. Kalau belum lihat secara keseluruhan apa konsep dan desain ke depan, kemudian tidak melihat lokasi di lapangan. Jangan berkomentar yang kontraproduktif,” jelasnya. (riz/edw/far)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terdeteksi Bakar Lahan, Izin 47 Perusahaan sedang Dievaluasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler