Peringati Hardiknas 2022, Kemendikbudristek: Hubungan Kebudayaan dan Pendidikan Sangat Penting

Minggu, 15 Mei 2022 – 07:00 WIB
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim. Foto: Kemendikbud

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mempimpin upacara peringatan Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2022 di halaman kantor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Senayan, Jakarta.

Dia mengatakan bahwa semangat berbudaya para seniman dan pelaku budaya kian bangkit.

BACA JUGA: Nadiem Makarim Masuk Kelas, Bertemu Guru PPPK Tahap 1, Apa yang Dibicarakan?

“Itu semua berkat kegigihan kita untuk merdeka dalam berbudaya. Dampaknya, sekarang tidak ada lagi batasan ruang untuk berekspresi, terus menggerakkan pemajuan kebudayaan,” kata Menteri Nadiem dalam pidatonya di hadapan peserta upacara di Jakarta, Jumat (13/5).

Senada dengan Mendikbudristek, Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid berharap agar Hardiknas menjadi momen kebangkitan yang digunakan sepenuhnya oleh para seniman dan pelaku budaya.

BACA JUGA: Peringati Hardiknas, Mas Nadiem Bersama Desta jadi Guru, Ini yang Sampaikan

“Hubungan kebudayaan dengan pendidikan sangat penting, karena kebudayaan adalah sumber belajar sekaligus tujuan pembelajaran," ujarnya.

Dia menilai masyarakat harus bisa menigkatkan nilai kebudayaan.

BACA JUGA: Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Bisa jadi Terobosan Pendidikan yang Layak

"Untuk generasi muda teruslah kenali negerimu, kenali budayamu, supaya kecintaan terhadap budaya itu bertambah,” pesannya.

Para peserta upacara di lingkungan Kemendikbudristek terdiri atas jajaran pejabat dan staf Kemendikbudristek, perwakilan peserta didik, dan mahasiswa.

Mereka hadir dalam balutan kain khas Nusantara, yaitu tenun, serta ragam pakaian adat dari seluruh penjuru Indonesia, seperti Kain Tenun Badui, Tenun Gringsing dan Rangrang Bali, Tenun Siak Riau, Tenun Sasak Nusa Tenggara Barat, Tenun Ikat Nusa Tenggara Timur, Tenun Ulos Toba, Tenun Toraja Sulawesi Selatan, Tenun Bugis Sulawesi Selatan, Tenun Sarung Mandar Sulawesi Barat, Tenun Lurik Yogyakarta, serta pakaian adat Minangkabau dan Palembang.

Upacara peringatan Hardiknas tahun ini juga menghadirkan jamuan tradisional khas Indonesia untuk para peserta dan undangan.

Mereka dapat menikmati Jamu, yakni minuman herbal yang terbuat dari rempah-rempah.

Jamu yang merupakan budaya kesehatan warisan nenek moyang umumnya dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional.

Peneliti Warisan Budaya Takbenda, Gaura Mancacaritadipura yang hadir pada kesempatan ini menilai jamu bisa menjadi persembahan Indonesia bagi dunia, khususnya di masa pandemi.

“Jamu punya nilai kebudayaan yang kuat. Pembuat jamu biasanya berdoa bagi kesehatan pemesannya sebelum membagikan jamu,” tuturnya.

Dia mengungkapkan komunitas jamu di seluruh Indonesia jumlahnya sangat banyak dan mereka terus berupaya menyosialisasikan jamu sebagai obat tradisional yang berkhasiat dan menyembuhkan.

Tak luput dinikmati para peserta dan undangan upacara, yaitu tempe, makanan khas Indonesia yang lezat dan sehat yang telah membudaya dalam kehidupan masyarakat Jawa sejak abad ke-16 Masehi.

Beragam masakan yang berbahan dasar tempe disajikan sebagai hidangan utama maupun kudapan.

Tradisi pembuatan tempe diwariskan dan dibawa ke dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Kini, tempe menjadi salah satu menu pokok tanah air yang dapat ditemui di warung makan hingga restoran-restoran bintang lima.

Menutup rangkaian upacara bendera, pertunjukkan tari dan musik Reyog asli Indonesia ditampilkan usai upacara bendera oleh Paguyuban Reyog Ponorogo Jabodetabek.

Ketua Umum Paguyuban Reyog Ponorogo, Catur Yudianto mengungkapkan bahwa organisasinya rutin menggelar program tahunan, seperti pendidikan dan latihan seni tari, festival dan parade, serta gelar Reyog Ponorogo yang dihelat tiap bulan.

Hal ini dilakukan guna menarik minat generasi muda pada kesenian Reyog.

“Sekarang Reyog Ponorogo dimainkan bukan dari Jawa saja, tapi ada anak-anak muda dari Medan, Padang, Papua, Jakarta, dan lain-lain,” tutur Yudi.

Tahun ini, Kemendikbudristek menominasikan empat elemen budaya Indonesia agar terdaftar sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO, antara lain Tenun Indonesia, Reyog, Jamu, dan Tempe.

Pengajuan nominasi ini telah melewati kajian dan tahapan yang panjang sampai akhirnya diajukan secara resmi pada 25 Maret 2022.

Keempat kekayaan Warisan Budaya Takbenda ini akan terus dikawal Kemendikbudristek hingga tercantum dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO.

“Kekayaan budaya Indonesia harus terus kita jaga dan lestarikan. Saya mengajak seluruh pemuda mencintai kebudayaan Indonesia,” pesan Menteri Nadiem. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nadiem Makarim: Saya Tidak Paksa Sekolah Menerapkan Kurikulum Merdeka, tetapi...


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler