Peringati Hari Jamu Nasional, BPOM Bahas Jejak Empiris Obat Bahan Alam

Jumat, 31 Mei 2024 – 17:47 WIB
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggelar serangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Jamu Nasional ke-16. Foto: Dok. BPOM

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggelar serangkaian kegiatan untuk memperingati Hari Jamu Nasional ke-16.

Rangkaian kegiatan Pekan Jamu dengan tema 'Sehatkan Negeri Bersama Jamu' itu diadakan sejak 27 Mei 2024 hingga akhir pekan ini.

BACA JUGA: BPOM Gelar Konsultasi Publik Terkait Rancangan Revisi Peraturan Bahan Kosmetik

Hal tersebut sebagai wujud implementasi jamu sebagai warisan budaya tak benda dari UNESCO dan dukungan dalam pengembangan serta pemanfaatan Obat Bahan Alam.

Berbagai rangkaian kegiatan menarik telah dilaksanakan berupa FGD, talkshow, webinar, hingga business matching berbicara di sisi hilir pengembangan obat bahan alam.

BACA JUGA: BPOM Sidak Ratusan Klinik Kecantikan, Lebih dari 50 Ribu Produk Berbahaya Disita

Sebagai penutup kegiatan Pekan Jamu, pada Jumat, 31 Mei 2024 telah dilaksanakan FGD 'Jejak Empiris Obat Bahan Alam Menuju Produk Bermutu'.

FGD tersebut menitikberatkan pengembangan dari sisi hulu dengan mempertimbangkan jamu dari sisi sumber bahan baku tanaman obat, sehingga dapat ditelusuri, dicatat dan didokumentasikan sebagai data empiris tanaman obat/pengobatan tradisional.

BACA JUGA: YLKI & BPKN Desak BPOM Teliti Kandungan Bromat di AMDK 

Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Suplemen Kesehatan, Mohamad Kashuri, SSi, Apt, M.Farm, mengatakan, bukti empiris dapat menjadi dasar klaim khasiat kategori jamu atau dapat menjadi data dukung awal dalam pembuktian klaim pada kategori obat herbal terstandar dan fitofarmaka selain bukti ilmiah berupa data praklinik dan/atau data klinik.

“Selama ini bukti empiris berasal dari naskah klasik, farmakope, monografi, atau referensi ilmiah lain yang diakui. Pemahaman mengenai manfaat jejak empiris obat bahan alam Indonesia diharapkan dapat mendorong semua pihak, untuk mulai melakukan dokumentasi tumbuhan obat/ramuan obat dengan cara yang tepat, sehingga dapat menjadi modal ditemukannya obat bahan alam baru yang bermanfaat dan bernilai ekonomi," kata Mohamad Kashuri di Aula Bhineka Tunggal Ika, Gedung Badan POM, Jalan Percetakan Negara, Jumat (31/5).

Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan, Kemenko Bidang PMK, Budiono Subambang, memberikan apresiasi kepada Badan POM atas kegiatan Pekan Jamu.

Dia berharap kegiatan tersebut menjadi momentum dalam melestarikan dan mengembangkan budaya jamu Indonesia.

Pada kesempatan itu juga dibahas mengenai konsep pembuktian empiris sebagai jaminan keamanan dan khasiat jamu, pemanfaatan data Ristoja dalam pembuktian empiris jamu.

Selain itu, pembahasan pentingnya dokumentasi kekayaan kearifan lokal dan cara mendokumentasikan yang baik turut disampaikan oleh dr. Noor Wijayahadi MKes, PhD, apt. Rohmat Mujahid, S.Si, MSc dan Dr. Djoko Santosa, M.Si.

Selanjutnya topik Peran Badan POM dalam mendampingi obat bahan alam di daerah menjadi produk bermutu diwakili oleh Kepala Balai Besar POM di Pontianak dan Kepala Balai POM di Jambi.

“Melalui kegiatan hari ini, semoga pemahaman pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan praktisi kesehatan serta masyarakat mengenai pentingnya data empiris dalam pengembangan obat bahan alam, dapat menjadi trigger bagi semua pihak untuk memulai pengumpulan data empiris obat bahan alam bagi perkembangan obat bahan alam menuju produk bermutu,” tutup Budiono Subambang.

 (ded/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler