Peringati Maulid Nabi, Baitul Muslimin PDIP Doakan Rakyat Bersatu Hadapi Covid-19

Kamis, 29 Oktober 2020 – 23:07 WIB
Baitul Muslimin PDI Perjuangan menggelar Maulid Nabi Muhammad SAW secara virtual pada Kamis (29/10) malam. Screenshot Zoom

jpnn.com, JAKARTA - Baitul Muslimin PDI Perjuangan menggelar Maulid Nabi Muhammad SAW secara virtual pada Kamis (29/10) malam.

Acara tersebut mengangkat tema Bangkit Bersatu Mengatasi Persoalan Bangsa Berdasarkan Akhlakul Karimah.

BACA JUGA: Profil Ahmad Basarah: Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia, Kini Wakil Ketua MPR

Dengan acara yang diiringi salawat, Baitul Muslimin mendoakan rakyat Indonesia bersatu untuk menghadapi Covid-19.

Ketua Umum Baitul Muslimin Hamka Haq di sela-sela proses acara itu menyampaikan, Indonesia sedang memperingati Nabi Muhammad dan baru saja merayakan Hari Sumpah Pemuda.

BACA JUGA: Cinta Danu Kepada Wanita Lebih Tua Bertepuk Sebelah Tangan, Kisahnya Berakhir Tragis

Menurutnya dua peringatan itu harus menjadi momentum bagi umat Islam dan seluruh rakyat Indonesia bersatu.

"Berbagai persoalan yang dihadapi sekarang sudah mendera bangsa ini khususnya pandemi Covid-19. Kita membutuhkan persatuan untuk bangkit melawan Covid ini, jangan bercerai-berai," kata Hamka yang juga Ketua DPP Bidang Keagamaan PDI Perjuangan tersebut. 

BACA JUGA: Hasto Harap Kantor PDIP Yogyakarta Jadi Rumah Rakyat dan Tempat Budaya

Sementara itu, Dewan Pembina Baitul Muslimin Ahmad Basarah mengatakan, pihaknya selalu mendapat tugas dari Megawati untuk selalu menjaga syiar Islam dalam satu tarikan napas dengan syiar kebangsaan dalam tugas sehari-hari berorganisasi.

Termasuk acara Maulid Nabi ini, meski yang hadir secara fisik dibatasi jumlahnya, Basarah mengharapkan tidak mengurangi khidmat perayaan Maulid Nabi.

Basarah menyampaikan teladan Nabi Muhammad ialah mengutamakan persatuan, toleransi, perdamaian dan saling hormat-menghormati terlepas apa pun latar belakangnya.

Piagam Madinah, lanjut Basarah, merupakan bukti yang ditinggalkan Nabi Muhammad untuk merekat persatuan antarumat beragama di Madinah.

"Pada saat itu agama-agama seperti Yahudi, Kristen dan suku-suku lain saling bertikai, kemudian Nabi Besar Muhammad SAW membawa konsep atau platform yang bisa menyatukan mereka semua," kata dia.

"Yang akhirnya Piagam Madinah itu diterima karena kemudian di dalamnya mengandung prinsip saling hormat-menghormati di antara agama-agama dan suku-suku yang ada di sana."

Pada kesempatan sama, penceramah Habib Hamid bin Jafar Alqadri mengatakan, ajaran Nabi Muhammad SAW sangat mengutamakan prinsip persatuan serta perdamaian dalam menyampaikan dakwah dan menjalankan tugas syiar Islam.

Hal yang paling sederhana ialah menjadikan senyum bernilai ibadah.

"Ajaran mana yang menganggap sebuah senyum adalah ibadah yang bisa membawa ke surga. Ajaran Baginda Nabi Muhammad SAW," kata dia.

Habib Hamid mengisahkan Nabi Muhammad SAW berhasil mempersatukan seluruh suku dan agama. Yang tadinya tercerai berai, tidak menikmati persatuan tetapi di bawah Nabi Muhammad SAW, mereka akhirnya mengenal ukhuwah atau persatuan.

Pada saat itu pula, kata Habib Hamid, ada kelompok yang ingin memecah belah persatuan itu dengan fitnah, politik identitas dan permusuhan.

Nabi Muhammad, lanjut Habib Hamid, lalu menanyakan kepada mereka semua apakah ingin kembali ke zaman primitif.

"Allah SWT kemudian menurunkan Alquran, ayat-ayatnya tentang ingatlah nikmat Allah. Ingat persatuan adalah kenikmatan yang sangat besar tanpa persatuan tidak bisa adanya bangsa," kata dia.

Di Indonesia, kata Habib Hamid, dikenal dengan Pancasila dan UUD 1945.

"Itu semua semata-mata untuk menikmati segala hal Allah SWT yang berikan. Perihal nikmat persatuan harus dijaga, kita pelihara bersama-sama atas dasar lailaha illallah dengan mengedepankan akhlakul karimah," kata dia.

Habib Hamid menambahkan, jangan sampai hal yang sepele membuat persatuan NKRI terpecah. Semua harus didiskusikan agar persatuan itu tetap berjalan.

Dia mengingatkan, Muhammad SAW juga meminta umatnya tentang pentingnya tabayun atas informasi yang ada. (tan/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler