jpnn.com - JAKARTA – Apa yang dilakukan Menteri Pariwisata RI Arief Yahya dalam memperingati World Tourism Day 27 September 2016 ini?
Tidak muluk-muluk, tetapi menyentuh semua sendi kehidupan di tanah air.
BACA JUGA: Kalahkan Thailand, Indonesia Dibanjiri Turis Prancis
Malam ini, Kemenpar Launching “Wonderful Indonesia Culinary & Shopping Festival 2016” secara serentak di 14 kota 12 provinsi 85 mall di Indonesia. Dengan menabuh gendang secara simbolis akan dilakukan di Gandaria City Mall, Jakarta Selatan.
Ke-14 kota yang secara bersama-sama berfestival selama satu bulan penuh, 27 September hingga 27 Oktober 2016 adalah Jakarta, Malang, Palembang, Banten, Jogjakarta, Bali, Bandung, Solo, Makassar, Surabaya, Semarang, Pekanbaru, Medan dan Balikpapan.
BACA JUGA: Bu Susi Imbau Nelayan Pantura Tidak Menjual Izin Kapal
“Lokasinya di beberapa mal di setiap kota, lebih dari satu mal di hampir semua kota itu,” kata Vita Datau Messakh, Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar.
Tema Word Tourism Day 2016 ini adalah Tourism For All. Sangat inklusif, pariwisata untuk semua. Kuliner dan belanja, adalah dua daya pikat destinasi wisata yang alamiah, dicari oleh semua wisatawan baik wisnus maupun wisman. “Kegiatan ini merupakan kerja kompak antara Kemenpar, Tim Percepatan Pengembangan Wiskul dan Belanja, dan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) yang diketuai Stefanus Ridwan. “Kami ingin ini menjadi kalender kegiatan tahunan,” tambah Stefanus.
BACA JUGA: PPN Langsung 10 Persen, Industri Rokok Belum Siap
Vita Datau yang juga Ketua Akademi Gastronomi Indonesia itu menyebut, konsep festival ini adalah sinergi pentahelix, ABCGM. Akademisi, Business Community, Government dan Media bersama-sama mempopulerkan kuliner dan belanja bersama-sama.
Wisman ke Indonesia itu 65 persen karena culture, 35 persen melihat nature, dan lima persen karena manmade, seperti sport events maupun MICE, meetings, incentives, conferences, exhibitions.
Culinery and Shopping itu masuk kategori culture, yang perannya cukup besar. Dan Indonesia adalah negara dengan fasilitas shopping yang cukup oke, masuk 17 besar dalam Top Asia Shopping Cities 2015.
Dalam World Economic Forum, Travel and Tourism Competitiveness Index, Indonesia termasuk peringkat 3 yang termurah.
“Bukan berarti asal murah atau murahan, tetapi dengan membelanjakan dengan USD yang sama, akan memperoleh benefit dan values yang jauh lebih besar daripada dibelanjakan di destinasi negara lain,” kata Menpar Arief Yahya.
Lima besar dunia, untuk wisata shopping adalah Hongkong, KL, Shanghai, Beijing dan Singapore. Di Jakarta saja, banyak mal yang tampak fisiknya jauh lebih keren, lebih besar, lebih lengkap, daripada di Singapore, Eropa, Amerika, Australia, Jepang dan lainnya.
Dia mencontohkan, Grand Indonesia di Thamrin, One Pacific Place di SDCB, Plasa Senayan – Senayan City di Asia Afrika, Pondok Indah Mall dan Gandaria City di Selatan. Belum lagi di Pasar Raya Blok M, Pluit, Kota Kasablanka, Summarecon, Puri Indah, Kelapa Gading, Bintaro X-change, dan masih banyak titik pusat perbelanjaan lain.
Bukan hanya wisman, menurut Stefanus Ridwan, domestic market juga cukup besar.
“Indonesian is a shopper nation! Itu menurut Globe Shopper Magazine. Orang Indonesia paling banyak pergi ke Singapore 61 persen dan ke Paris 17 persen untuk belanja! Kami targetkan, festival ini bisa menggairahkan perekonomian di Indonesia. Juga bisa meningkatkan pengunjung mall 20 persen – 30 persen dari biasanya. Karena itu kami berterima kasih jika momentum ini dipromosikan ke mancanegara dan nusantara,” kata dia.
Vita Datau yang hobi Moge alias Motor Gede itu juga menyebut, pola wisman ke Indonesia tahun 2015 itu 14,8 persen belanja, 18,53 persen kuliner atau makan minum, 26,69 persen akomodasi dan 39,98 persen membelanjakan uangnya untuk transportasi, sightseeing dan lainnya.
“Data itu bersumber dari survei perilaku Wisatawan Mancanegara yang dicollect Bank Indonesia bulan November 2015,” kata Vita.
Kelebihan wisata belanja di Indonesia adalah, punya 240 mall dan pusat belanja yang sudah global standar. Lokasinya di pusat kota, performance-nya keren, dan size-nya besar.
Akses-nya ke kota-kota besar semakin bagus, saat ini ada 36 Bandara Internasional dan lebih kurang 300 pelabuhan. Juga kebijakan Free Visa yang membuat orang merasa nyaman dan mudah terbang ke Indonesia.
“Tinggal soal tax refund, event kuliner dan shopping yang masih sporadic, lalu campaigne atau promosi atas event yang sudah terjadwal dengan baik dan pasti,” kata dia.
Menpar Arief Yahya menyambut positif pelaksanaan Culinary and Shopping Festival 2016 ini, sebagai event andalan untuk penghobi masakan dan belanja. Saat di Beijing bertemu Baidu, pekan lalu, 22 September 2016, outbound travelers Tiongkok itu membelanjakan duitnya 52 persen untuk shopping, 27 persen transportation, dan enam persen culinary.
“Tiongkok adalah pasar utama kami saat ini, yang sudah menggeser Australia jumlah outbond ke Indonesia,” kata Menpar Arief Yahya.
Potensi itu, lanjut Arief, harus ditangkap dengan lebih banyak menciptakan events dan momentum lalu dipromosikan secara efektif di pasar Tiongkok. Perilaku itu dikonfirmasi Arief Yahya saat berkunjung ke Geneva dan singgah di Paris, apa yang dilakukan oleh turis China?
“Jawabannya sama: nomor satu belanja, nomor dua kuliner, nomor tiga pantai. Ketiga-tiganya adalah kekuatan yang kita miliki,” ungkap Mantan Dirut PT Telkom ini. (adv)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Top, Warteg Bakal Merambah Malaysia
Redaktur : Tim Redaksi