jpnn.com, JAKARTA - Hasil survei Indikator Politik Indonesia menemukan, ada 8 partai peserta Pemilu 2019 yang elektabilitasnya di bawah ambang batas parlemen atau parliamentary threshold 4 persen. Survei dilakukan pada 22 - 29 Maret 2019,
Delapan partai politik dimaksud adalah PAN (2,2 persen), Perindo (2,6 persen), PSI (1,3 persen), Hanura (1,3 persen), Berkarya (0,8 persen), PBB (0,6 persen), Garuda (0,2 persen), dan PKPI (0,2 persen). Namun, masih ada responden yang belum menentukan pilihan (undecided voters).
BACA JUGA: Perangi Akun Palsu Jelang Pemilu 2019, Twitter Bermitra dengan KPU
"Temuan kami, delapan partai memiliki elektabilitas kecil sebab masih di bawah empat persen. Itu perlu menjadi perhatian," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat merilis hasil surveinya di Jakarta, Rabu (3/4).
Dikatakan, pemilih yang belum menentukan pilihan dalam simulasi pilihan partai menunjukkan tren menurun. Makin dekat pemilu, kata Burhanuddin, undecided voters berkurang menjadi 9,2 persen.
BACA JUGA: Jelang Pemilu, WhatsApp Punya Fitur untuk Menyaring Berita Hoaks
Survei yang sama juga mencatat kontestan Pemilu 2019 yang mampu melewati ambang batas parlemen sehingga bakal memiliki kader di DPR.
BACA JUGA: Survei Indikator Politik: Prabowo – Sandi Berpeluang Menang, Syaratnya…
BACA JUGA: Elektabilitas PAN, Perindo & PSI Masih di Bawah Ambang Batas Parlemen
Rinciannya adalah PDIP (24,4 persen), Gerindra (11,7 persen), Golkar (11,5 persen), PKB (8,8 persen), Demokrat (8,7 persen), PKS (6,0 persen), Nasdem (5,7 persen), dan PPP (4,9 persen). "Elektabilitas tertinggi masih dimiliki PDIP," ucap dia.
BACA JUGA: Data Indikator Politik: Elektabilitas Prabowo – Sandi Naik Tajam, Mampukah Mengejar?
Indikator Politik Indonesia dalam survei itu melibatkan 1.220 responden warga negara Indonesia. Margin of error survei itu di angka 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (mg10/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjelasan Burhanuddin Terkait Elektabilitas Prabowo - Sandi Naik, Jokowi - Maâruf Turun
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan