JAKARTA - Peritel di tanah air kemungkinan merevisi target pertumbuhan bisnis pada akhir tahun iniHal ini karena pasca-lebaran lalu, penjualan produk ritel dirasa melambat
BACA JUGA: PLN Jual Listrik Door to Door ke Warga
Revisi target tersebut khusus terjadi pada penjualan di segmen non konsumsi.Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mencatat, omzet penjualan produk seperti elektronik dan fesyen menurun 10% pada bulan-bulan pasca-lebaran
BACA JUGA: Jamsostek Targetkan Kepesertaan Naik 30 Persen
“Karena masyarakat terbebani dengan biaya hidup pasca lebaran dan cicilan kendaraan,” jelas Ketua Harian Aprindo, Tutum Ruhanta dalam sebuah acara di Kementrian Perdagangan RI, Senin (28/11).
Tentu saja, hal ini akan mempengaruhi bisnis peritel secara umum
BACA JUGA: Pasar Bergairah, Indeks Bisa Balik Arah
Namun Tutum menyakini, revisi target omzet masing-masing peritel itu tidak akan mengubah target omset industri ritel secara nasionalAlasannya, penjualan di sektor konsumsi, seperti makanan masih cenderung meningkat
“Meskipun ada revisi, tapi kami harap omset industri ritel tahun ini tetap Rp 120 triliun tumbuh 10 persen dari tahun lalu, seperti target awal tahun,” jelas Tutum.
Sedangkan Head of Public Affair PT Carrefour Indonesia, Satria Hamid, optimis pertumbuhan omzet industri ritel tahun depan bisa mencapai 15%Menurutnya, Carrefour sudah menyiapkan strategi untuk mendukung target tersebut dengan menambah jaringan baru.
Untuk tahap awal, Carrefour merencanakan pengoperasian empat gerai baru di kota penyangga di Pulau JawaEmpat gerai baru itu antara lain di Tangerang City, Pasuruan, Solo, dan MagelangDengan penambahan, Carrefour kini memiliki 85 outlet(fad/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BTN Pangkas Bunga Kredit 8-11 Persen
Redaktur : Tim Redaksi