Perjuangkan Ekonomi Pancasila, Bu Mega Dianugerahi DR HC

Rabu, 15 November 2017 – 17:50 WIB
Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri mendapat sambutan meriah dari pimpinan Mokpo National University, Korea Selatan saat tiba di Stasiun Mokpo, Rabu (15/11). Foto Arwan Mannaungeng/JPNN.com

jpnn.com, KOREA SELATAN - MOKPO - Presiden Kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri bersama rombongan tiba di Mokpo, Korea Selatan pada Rabu (15/11) sekira pukul 17.55 waktu setempat.

Kehadiran Bu Mega yang juga ketua umum PDI Perjuangan dalam rangka memberikan orasi ilmiah di Universitas Mokpo pada Kamis (16/11), salah satu perguruan tinggi negeri terbaik yang dimiliki Korea Selatan.

BACA JUGA: Berharap Gus Ipul Kembalikan Pengelolaan SMA/SMK ke Pemko

Pihak Universitas Mokpo juga akan menganugerahi honoris causa kepada Bu Mega atas jasanya di bidang ekonomi. Pemberian gelar kehormatan ini sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasa Bu Mega yang secara konsisten memperjuangkan paradigma ekonomi Pancasila.

Sebelum acara penganugerahan, dijadwalkan pula penandatanganan Memorandum of Understanding (nota kesepahaman) kerja sama antara Mokpo National University dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang difaslitasi oleh Bu Mega melalui Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Prof Rokhmin Dahuri.

BACA JUGA: Mendikbud Imbau Disdik se-Indonesia Soal Zonasi

“Beliau konsisten memperjuangkan paradigma Ekonomi Pancasila supaya diimplementasikan untuk menggantikan sistem paradigma ekonomi kapitalisme,” kata Dahuri yang juga ketua DPP PDI Perjuangan bidang Kemaritiman yang ikut dalam rombongan ke Mokpo, Rabu (15/11).

Selain Dahuri, turut pula dalam rombongan Mohammad Rizki Pratama, putra pertama Ibu mega, dan anggota Fraksi PDI Perjuangan di DPR Herman Hery.

BACA JUGA: Menristekdikti Tantang UIN SR Tingkatkan Jumlah Publikasi

Konsistensi sikap Bu Mega memperjuangan paradigma ekonomi Pancasila itu tercermin dari perjalanan kariernya di politik. Saat menjadi anggota DPR dua periode 1987-1992 dan 1992-1997, Ekonomi Pancasila terus digaungkan.

Kemudian berlanjut saat menjabat wakil presiden 20 Oktober 1999 sampai 23 Juli 2001. Puncaknya, ketika menjadi kepala negara pada 3 Juli 2001 – 20 Oktober 2004 dengan mengimplementasikan Ekonomi Pancasila.

“Menurut pihak Mokpo National University, ternyata Ekonomi Pancasila sangat relevan sebagai alternatif pengganti Sistem Ekonomi Kapitalis yang semakin hari hanya menghasilkan dunia dengam ketimpangan sosial ekonomi yang makin lebar, kerusakan lingkungan yang mengancam kapasitas keberlanjutan ekosistem Bumi itu sendiri, dan kehidupan umat manusia yang semakin mencekam, seperti narkoba, gangguan jiwa, perang saudara dan gelombang migrasi,” katanya.

Bu Mega sendiri meyakini, bila Ekonomi Pancasila diterapkan, maka TRISAKTI akan terwujud bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain yang mengimplementasikannya.

Trisakti yang dimaksud Berdaulat di bidang politik, mandiri (maju dan adil-makmur) di bidamg ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya, tidak meniru asal jiplak kebudayaan bangsa- bangsa lain. 

Ekonomi Pancasila dalam pemikiran Bu Mega juga diyakini akan mewujudkan dunia yang lebih berkeadilan, sejahtera, dan damai. Karena, Ekonomi Pancasila bersifat inklusif, tidak hedonistik dan tidak serakah. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tekan Angka Putus Sekolah, Ini Saran Mendikbud


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler