Perkuat Emerging Skill untuk Hadapi Era Disrupsi

Jumat, 06 September 2019 – 22:57 WIB
AAGN Ari Dwipayana. Foto: Dok Pri

jpnn.com, JAKARTA - Seminar Pra-Munas KAGAMA yang kedua akan digelar pada di Hotel Gran Senyiur Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (7/9).

Seminar kali ini bertajuk Ketenagakerjaan dan Sumber Daya Manusia Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0.

BACA JUGA: KAGAMA Sumut Bakal Gelar Millenial Fest Industri 4.0

Seminar tersebut akan dihadiri Menteri Ketenagakerjaan RI Muhammad Hanif Dhakiri sebagai keynote speaker.

Ada juga empat pembicara yakni Dosen Fakultas Geografi UGM Sukamdi, Dirjen Pembinaan, Pelatihan, dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan Bambang Satrio Lelono,  Direktur Eksekutif Migrant CARE Wahyu Susilo dan, Pengirim Pemagangan ke Jepang Aji Erlangga Martawireja.

BACA JUGA: Gita Gutawa Ajak Masyarakat Tingkatkan Skill Hadapi Revolusi Industri 4.0

Seminar Nasional  juga akan menghadirkan dua pembahas yaitu  Diahhadi Setyonaluri dari Lembaga Demografi FEB UI  dan Agustina Murbaningsih, Deputi Kemaritiman Sekretariat Kabinet.

BACA JUGA: AAGN Ari Dwipayana: Bonus Demografi Bisa Jadi Keunggulan dan Bencana

Sekretaris Jenderal PP Kagama, AAGN Ari Dwipayana mengatakan Indonesia sedang memasuki periode bonus demografi.

Sebanyak 70 persen penduduk Indonesia akan berada pada usia kerja yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2025 – 2030.

Bonus demografi ini adalah berkah  dan modal pembangunan yang penting. Di sisi lain, akan menjadi bencana jika Indonesia gagal memperkuat SDM dan juga gagal menyediakan lapangan pekerjaan.

“Di hulu, kita menghadapi persoalan struktural  di mana belum adanya link and match atau belum tersambungnya antara output sistem pendidikan  dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri,” ujarnya. 

Tanpa pembenahan yang serius dalam pendidikan, akan menyisakan masalah pada kualitas tenaga kerja di Indonesia.

Pihaknya mengapresiasi capaian pemerintah Jokowi-JK yang dalam lima tahun terakhir mampu menurunkan angka pengangguran terbuka dari 5,81 persen pada Februari 2015 menjadi 5,01 persen pada Februari 2019.

“Walaupun demikian tantangan ke depan tidak ringan. Sebab, kita memasuki era disrupsi teknologi yang membuat beberapa pekerjaan lama akan bisa hilang dan emerging job akan bermunculan,” ujarnya.

 Jenis pekerjaan bisa berubah setiap saat. Banyak jenis pekerjaan lama yang hilang. Namun, makin banyak jenis pekerjaan baru yang bermunculan. Ada profesi yang hilang, tetapi juga ada profesi baru yang bermunculan.

“Kita harus menyiapkan diri menghadapi era disrupsi dengan memperkuat emerging skill  tenaga kerja kita yang dibutuhkan untuk mengisi emerging job sebagai dampak Revolusi Industri 4.0,” ungkap Ari. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Elite Politik Sebaiknya Tidak Keluarkan Pernyataan Provokatif


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler