Perkuat Mutu Dosen, Kemendikbudristek Gencarkan Pemberian Beasiswa

Rabu, 12 Mei 2021 – 23:05 WIB
Dirjen Dikti Kemendikbudristek Nizam memaparkan berbagai program beasiswa untuk dosen. Foto tangkapan zoom

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan banyak program yang dilaksanakan dengan pendanaan dari pemerintah maupun mandiri demi memperkuat mutu dosen.

Salah satunya adalah program beasiswa gelar dan nongelar bagi SDM pendidikan tinggi akademik dan vokasi.

BACA JUGA: Kuota KIP Kuliah Dipegang Penuh Kemendikbudristek, Kewenangan Kemenag Dipangkas

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam, mengatakan program tersebut antara lain berupa World Class Professor (WCP).

WCP merupakan program yang mengundang profesor kelas dunia dari berbagai perguruan tinggi (PT) ternama dalam negeri dan luar negeri sebagai profesor kunjungan untuk ditempatkan di berbagai kampus di Indonesia.

BACA JUGA: Rombongan Kapolres Diserang Penembak Misterius, Begini Reaksi Irjen Tornagogo Sihombing

Kemudian, program magang bagi dosen muda ke perusahaan maupun industri dan program magang bagi tenaga kependidikan (tendik) di PT yang lebih tinggi kualitasnya untuk bisa lebih mengadopsi tata kelola yang lebih baik.

Ada juga program kemitraan dosen Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dengan guru. Program ini bisa menjadi solusi atas masalah di kelas sehingga bisa memperkuat guru di lapangan.

BACA JUGA: Aksi Mereka Ketahuan, Dua Pria Ini Ditangkap saat Berhenti di Masjid

"Selanjutnya ada program Detasering, yaitu program berbagi dari dosen-dosen perguruan tinggi unggul yang saling berbagi antarperguruan tinggi," ucap Nizam dalam sosialisasi program beasiswa gelar dan nongelar bagi SDM pendidikan tinggi akademik dan vokasi secara daring, Selasa (11/5).

Dia menjelaskan untuk program WCP ada sekitar 70 orang peserta, program kemitraan dosen dan guru dengan sasaran dosen LPTK sekitar 45 orang, program detasering kira-kira untuk 70 orang, dan bridging course sekitar 25 orang.

Berikutnya program beasiswa S2/S3 bagi dosen dan calon dosen sekitar 1.000 lebih beasiswa S3 di dalam maupun luar negeri. Sertifikasi kompetensi untuk kualifikasi kompetensi internasional dalam bidang tertentu ada sekitar 160 orang.

Kemudian, program magang dosen di industri ataupun lembaga riset di dalam maupun luar negeri, terdapat sekitar 370-an orang. Scheme for Academic Mobility and Exchange (SAME) untuk menggairahkan kembali (recharging) pengembangan SDM sekitar 20 orang.

"Post Doctoral sekitar 20 orang, dan Erasmus Mobility sekitar 60 orang,” ujar Nizam, lantas mengajak para dosen mendaftarkan diri dalam program-program pendidikan tinggi dari Kemendikbudristek.

Untuk program magang dapat mengunjungi laman kompetensi.sumberdaya.kemdikbud.go.id dan untuk program microcredential dapat mengunjungi laman kampusmerdeka.kemdikbud.go.id. Kemudian untuk beasiswa S2/S3 bisa ke laman beasiswa.kemdikbud.go.id.

BACA JUGA: Heboh Alih Status Pegawai KPK, Mas Didik Sebut Nama Presiden Jokowi

Berbicara tentang dosen, kata Nizam, harus melihat institusinya, karena itulah transformasi perguruan tinggi sekaligus implementasi penggunaan APBN. Untuk pendidikan tinggi dituangkan dalam delapan indikator kinerja utama (IKU).

Pertama, kepekerjaan lulusan, yaitu seberapa banyak lulusan kita itu memasuki dunia kerja. Kedua, berapa banyak mahasiswa yang mengikuti program minimal satu semester di luar kampus.

Ketiga, dosennya mengikuti kegiatan di luar kampus tetapi terinstitusikan. Keempat praktisi mengajar di dalam kampus. Kelima, hasil kerja dosen digunakan masyarakat dan dapat rekognisi internasional.

BACA JUGA: Kritik Tajam Abdul Rachman Thaha terkait TWK di KPK, Pakai Kata Kesesatan

Keenam, program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia. Ketujuh, kelas kolaboratif dan partisipatif dan kedelapan, program studi berstandar internasional.

Pada kesempatan sama, Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto menambahkan program-program tersebut menawarkan suatu kemerdekaan, keluwesan, dan fleksibilitas dalam pembelajaran di perguruan tinggi.

Menurutnya, tantangan ke depan tidak mudah karena relevansi dan kualitas menjadi taruhan dari program-program tersebut sehingga ketersiapan dari banyak pihak sangat diharapkan.

“Semoga kita bisa segera menyiapkan diri untuk memanfaatkan ini semua dengan sebaik-baiknya," pungkas Wikan. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler