jpnn.com, JAKARTA - Ada apa dengan polisi? Pertanyaan itu hadir saat melihat pengamanan yang dilakukan korps Bhayangkara terhadap aksi pendukung terdakwa penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Uum Syarif Usman, tokoh masyarakat Bandung yang aktif terlibat dalam gerakan Aksi Bela Islam itu mengatakan ada perlakuan berbeda dari polisi saat melakukan pengamanan aksi massa Ahok.
BACA JUGA: Lihat, Mas Tjahjo dan Pak Djarot tanpa Senyuman
Menurutnya tak terlihat upaya polisi untuk membubarkan massa pendukung Ahok dari sore sampai malam di sekitar Rutan Cipinang, seperti dilakukan kepada massa umat Islam dalam aksi-aksi sebelumnya.
"Padahal kesiapan pengamanan yang dipertontonkan di sekitar tempat sidang Ahok sungguh luar biasa. Apakah pengamanan itu hanya untuk mengantisipasi jika Ahok diputus bebas tapi tidak berlaku ketika Ahok dinyatakan bersalah?" kata Uum kepada RMOL (Jawa Pos Group), Rabu (10/5).
BACA JUGA: Ahok Dipindahkan ke Mako Brimob, Alasannya...
Dari rangkaian peristiwa yang terjadi tersebut melahirkan spekulasi bahwa pihak kepolisian memiliki skenario "mengamankan" Ahok. Demo dibiarkan sampai larut malam hanya untuk menjadi alasan pemindahan Ahok.
"Untuk menjaga marwah kepolisian, Polri perlu menjelaskan tentang kebijakan pengamanan unjuk rasa kemarin sore sampai dini hari tadi yang cenderung diskriminatif itu," tandasnya. (zul/jpg/jpnn)
BACA JUGA: Hakim Nilai Ahok Jujur dan Kooperatif, tapi kok Ditahan?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dwiarso, Hakim Kasus Ahok Tolak Karangan Bunga
Redaktur : Tim Redaksi