Perlu Ditagih, Komitmen Obama soal Perubahan Iklim

Jumat, 19 Februari 2010 – 11:39 WIB
JAKARTA - Peran Amerika Serikat (AS) dalam perubahan iklim, akan ditagih saat Barack Obama datang ke IndonesiaArtinya, langkah kongkrit dari (pemerintah) AS dalam hal itu, harus segera diwujudkan.

Agus Purnomo, Sekretaris Dewan Nasional Perubahan Iklim, dalam diskusi "Langkah Selanjutnya dalam Perubahan Iklim Indonesia" di Sequis Center, Jakarta, Jumat (19/2), menjawab pertanyaan yang dilemparkan Wimar Witoelar, menyatakan hal itu demi merespon soal bagaimana jika ia diberi kesempatan bicara dengan Presiden Obama saat berkunjung ke Indonesia nanti

BACA JUGA: KPK Periksa Empat PNS Kemensos

"Langkah nyata harus segera dilakukan Amerika Serikat, sebagai bentuk tanggungjawab selaku penyumbang emisi karbon yang besar di dunia," jawabnya.

Langkah nyata ini, lanjut Agus, merupakan awal untuk membantu negara lain dalam persoalan perubahan iklim
"Misalnya dengan membuat regulasi dalam negeri, sehingga hukumnya menjadi wajib bagi AS sendiri dalam program perubahan iklim," tegasnya.

Dengan demikian, kata Agus, AS bisa membuktikan janji-janjinya dalam Kesepakatan Kopenhagen, sehubungan dengan kesepakatan warga dunia untuk ikut mengatasi masalah perubahan iklim dunia

BACA JUGA: Tahun Ini, Kajian Trans Sumatera Rail Way Selesai

Agus pun mengatakan, AS harus secara jelas menunjukkan upayanya dalam bentuk aksi, bukan hanya sikap diplomatis, dalam bekerjasama dengan negara lain yang bertekad mencegah temperatur permukaan bumi selalu naik.

AS disebut-sebut menyumbang sekitar 13 persen emisi dunia sejak 1990 hingga 2002
Dalam Kesepakatan Kopenhagen, negara-negara berkembang akan melaporkan aksi sukarela mengurangi emisi karbon setiap dua tahun

BACA JUGA: KPK Kembali Periksa Rekanan Kemenkes

Sedangkan negara-negara maju dan kaya akan memberikan dana senilai 10 miliar dolar AS per tahun kepada negara berkembang.

Disepakati juga, ada program tiga tahun untuk mendanai negara-negara miskin dalam proyek-proyek penanganan banjir sebagai dampak perubahan iklim, yakni (berupa) pengembangan energi bersihSelanjutnya, para pihak menyusun program pengumpulan dana sebesar 100 miliar dolar AS per tahun pada 2020, yang ditujukan untuk program perubahan iklim.

Selain kesepakatan berbentuk teknis itu, sejumlah negara penyumbang emisi karbon terbesar juga (telah) berkomitmen untuk mengurangi gas berbahaya itu hingga 2020Uni Eropa misalnya, berkomitmen sebanyak 20 persen, Jepang 25 persen, serta AS sendiri tiga sampai empat persen(lev/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... MS Kaban dan Rusli Zainal Dilaporkan ke KPK Lagi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler