jpnn.com, JAKARTA - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Antonius Benny Susetyo mengatakan perlu melibatkan kekuatan anak muda untuk melawan intoleransi, radikalisme, dan terorisme.
Hal tersebut disampaikan Romo Benny Susetyo dalam acara Pemasyarakatan dan Revitalisasi Nilai-Nilai Pancasila di Aula Cenderawasih, Badan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah, Jumat (9/4/2021).
BACA JUGA: Saran Romo Benny untuk Melawan Radikalisme di Era Digital
Acara tersebut dibuka oleh Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Taj Yasin. Peserta yang hadir lewat luring maupun daring berasal dari berbagai kalangan, termasuk selebgram.
Narasumber lain yang hadir adalah Rektor Universitas Diponegoro Yos Johan Utama dan Deputi Bidang Pengkajian dan Materi BPIP FX Adji Samekto dan Kepala Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah Haeruddin sebagai moderator.
BACA JUGA: Benny Susetyo Sebut Teroris Musuh Bersama Umat Manusia
Taj Yasin mengajak peserta bergotong royong menjunjung nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa.
“Mari tunjukkan kepada dunia kita memiliki Pancasila. Mari membangun kebersamaan dengan dasar Bhinneka Tunggal Ika. Mari menyuarakan semangat merah putih, kebangsaan, persatuan, yang tidak pernah menguap,” ujar Taj Yasin.
BACA JUGA: Selain Mengambil Alih Pengelolaan TMII, Mbak Tutut Cs Juga Harus Dimintai Pertanggungjawaban Pidana
Mencabut Radikalisme
Romo Benny dalam makalah berjudul Mencabut Radikalisme dan Membumikan Pancasila, menyampaikan pada kenyataannya radikalisme berkembang pesat di antara orang-orang yang merasa sendirian.
Budaya kematian, menurut Romo Benny, adalah budaya takut hidup dan menghadapi kenyataan dan kekecewaan serta kesepian. Sekelompok orang inilah yang mudah terserang paham radikalisme agama.
“Dan (mereka) disasar dengan menggunakan dunia maya. Chatting, kontak personal, para agen meyakinkan mereka, dan saat mulai yakin, ide-ide radikal mudah dimasukkan,” ujar Romo Benny.
Romo Benny pun menekankan nilai Pancasila harus dijunjung tinggi dalam penggunaan media sosial.
“Pancasila harus menjadi habitus, gugus insting dalam bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Ini penting untuk menjadi modal kalian,” ujarnya.
Pengamalan nilai Pancasila, menurutnya, harus berasal dari nilai ketuhanan, yang merupakan sumber dari nilai-nilai yang lain.
“Pengamalan ini pun tercermin dalam bagaimana orang bertindak dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Romo Benny.(fri/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Friederich