jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengaku prihatin dengan dinamika pada pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta.
Pasalnya, permainan isu suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA) justru sangat menonjol dalam pemilihan calon gubernur di ibu kota RI itu.
BACA JUGA: Sori, Kubu Ahok-Djarot Tak Perlu Bagikan Sembako demi Dukungan
"Pilkada DKI buruk. Belum apa-apa sudah mengedepankan SARA," kata Siti dalam diskusi Pilkada Sehat dan Demokratis di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (15/4).
Siti menambahkan, kondisi itu diperburuk dengan keadaan masyarakat yang mudah terpengaruh. Akibatnya, perdebatannya justru pada hal-hal yang semestinya tak perlu dipersoalkan.
BACA JUGA: Sikap Kritis Sertai ?Dukungan PKB untuk Ahok-Djarot
"Siapa pun itu yang mengungkit, merespons berlebihan, itu buruk karena sudah terbawa hal-hal yang tidak perlu dipersoalkan. Ini kita sudah sesat dengan isu sesaat," katanya.
Mbak Wiwiek -panggilan akrab Siti- menambahkan, isu SARA memang sudah ada sejak dahulu. Bahkan isu SARA masih laku di Amerika Serikat yang mengaku kampiun demokrasi.
BACA JUGA: Djarot: Harusnya Masjid Bukan Tempat Menghujat dan Mengejek Orang Lain
Dia mengatakan, dalam demokrasi dan politik harusnya melahirkan pemimpin-pemimpin yang baik. Bukan hanya penguasa, melainkan sebagai pemimpin yang menjadi suri teladan sesuai dengan empat konsensus negara.
Karenanya Wiwiek mengajak semua pihak menghindari isu SARA. "Ketika pilkada berbeda, maka memerlukan kedewasaan, kematangan yang harus ditunjukkan," jelasnya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 9 Ulama Pimpin Puluhan Ribu Warga Ikuti Istigasah Kubra
Redaktur : Tim Redaksi