Permasalahan Sosial dan Lapas Karena Buruknya Fasilitas

Senin, 19 Agustus 2013 – 13:14 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi III DPR, Ahmad Basarah mengatakan, kerusuhan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Labuhan Ruku, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara adalah puncak gunung es dari kompleksitas permasalahan di sekitar keberadaan dan pengelolaan lapas di Indonesia.

Menurut Basarah, berbagai permasalahan sosial dan kriminal muncul dari dalam lapas karena buruknya fasilitas lapas yang berakibat pada lemahnya sistem pembinaan para warga binaan di setiap lapas.

BACA JUGA: Teror Pada Polisi Meningkat

"Dalam fasilitas dan sistem pembinaan yang buruk itulah masuk dan bertemu berbagai kepentingan khususnya kepentingan para petugas lapas yang fasilitas gaji dan yang lainnya sangat minim bertemu dengan penawaran kepentingan dari para warga binaan," ujar Basarah kepada wartawan, Senin (19/8).

Penawaran itu lanjut dia, mulai dari menyewakan fasilitas khusus dalam lapas sampai menjadi bagian dari kepentingan bisnis warga binaan. Paling ekstrem adalah ketika kepentingan bisnis yang ditawarkan itu adalah bisnis narkoba.

BACA JUGA: Sutan Jamin Suap Migas Tak Mengalir ke Komisi Energi DPR

"Hal itulah yang akhirnya menimbulkan komplikasi masalah sosial dan kriminal dalam Lapas sehingga tidak jarang menimbulkan kecemburuan sosial sesama warga binaan," ucapnya.

Kecemburuan dan rasa tertekan itu menurut Basarah, yang akhir-akhir ini sering mencuat menjadi konflik terbuka sesama warga binaan maupun antara warga binaan dan petugas lapas.

BACA JUGA: Kasus Labuhan Ruru Bukti Tujuan Bernegara Tak Berjalan

Wakil Sekretaris Jenderal PDIP itu menyatakan, salah satu faktor yang turut memicu keberanian warga binaan melakukan tindakan kekerasan di dalam lapas karena saat ini tidak ada lagi penghargaan bagi warga binaan yang berkelakuan baik di dalam lapas. Karena pengaturan remisi dan sebagai reward bagi warga binaan yang berkelakuan baik di dalam lapas telah dikebiri oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Karena itu Basarah mengatakan, untuk mengatasinya pemerintah harus mengubah total manajemen pengelolaan lapas dan mengembalikan filosofisnya sebagai tempat pembinaan para terpidana untuk kembali menjadi manusia normal yang siap kembali ditengah-ditengah keluarga dan masyarakatnya.

Menurut dia, gambaran situasi Lapas saat ini, secara umum malah menggambarkan sebaliknya. "Lapas bukan lagi tempat pembinaan warga binaan tetapi justru menjadi tempat 'pembinasaan' para warga binaan," katanya.(gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembenahan Lapas Dinilai Belum Jelas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler