jpnn.com, JAKARTA - Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim meminta guru dan siswa di sekolah penggerak untuk menggunakan kurikulum prototipe semaksimal mungkin.
Kurikulum prototipe merupakan upaya pemerintah dalam menciptakan perubahan dalam pengembangan karakter dan pola pikir siswa.
BACA JUGA: Gim, Salah Satu Jurusan Andalan Kurikulum Prototipe, Bakal Ada di 270 SMK
Melalui kurikulum prototipe, kata Menteri Nadiem mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.
“Dengan kurikulum ini, kami ingin menciptakan perubahan kepada anak yang memiliki kemampuan berkolaborasi, kemampuan berpikir kritis, belajar berdebat, dan membuat inisiatif-inisiatif sesuai kebutuhannya,” terang Mas Nadiem saat kunjungan kerja ke SMPN 2 Kota Bandung, Senin (17/1).
BACA JUGA: DPR Dukung Kurikulum Prototipe Kemendikbudristek, Lebih Fleksibel untuk Guru & Siswa
Di sisi lain, kata Nadiem, kurikulum prototipe memberi fleksibilitas, ruang besar bagi kearifan lokal, sehingga setiap satuan pendidikan bisa menunjukkan karakter dan keunikannya masing-masing.
Menurut Nadiem, ini adalah kesempatan para guru untuk melakukan perubahan. "Jadi, mohon untuk tidak disia-siakan,” ujar Menteri Nadiem.
BACA JUGA: Kurikulum Baru Diberlakukan 2022, Lebih Fleksibel, Guru & Siswa Pasti Suka
Sementara itu, Kepala SMPN 2 Kota Bandung Erni Kusniati menuturkan sekolahnya telah menerapkan kurikulum prototipe untuk siswa didik kelas VII.
Kurikulum prototipe ini dinilainya memberikan kemerdekaan kepada sekolah untuk menerapkan sistem pembelajaran sesuai dengan kebutuhan sekolah.
"Tujuan pembelajarannya diserahkan ke sekolah,” ujar Erni.
Melalui kurikulum ini, tutur Erni, sekolahnya mengedepankan project-based learning agar bakat dan kompetensi siswanya bisa dikembangkan. Kurikukum ini mengedepankan proyek.
Anak-anak lanjutnya, sangat antusias menyambutnya, bahkan siswa kelas 8 dan kelas 9 yang masih menerapkan kurikulum 2013, walaupun disederhanakan mereka ingin pembelajarannya berbasis project karena menyenangkan.
Melalui kurikulum ini juga, tambah Erni, para siswa menjadi memiliki tantangan untuk mengembangkan karakternya hingga terbentuk profil Pelajar Pancasila.
“Anak-anak mengaku menjadi lebih bertanggung jawab dan memiliki banyak teman, karena mereka berkolaborasi. Itu karakater yang tumbuh pada anak,” cerita Erni kepada Mas Nadiem.
Sebagai sekolah penggerak yang ditetapkan pada 30 April 2021, SMPN 2 Kota Bandung, kata Erni telah mengimbaskan ke sekolah-sekolah lain yang belum menerapkan kurikulum prototipe.
"Sekolah kami bersama sekolah penggerak lainnya di Kota Bandung telah mengajak sekolah lain untuk menerapkan kurikulum ini dan turut menjadi sekolah penggerak,” pungkas Erni. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesya Mohamad