jpnn.com, SURABAYA - Euforia jelang liburan akhir tahun sudah terasa. Salah satunya terlihat dari lonjakan pemohon paspor yang tinggi. Bahkan, dalam antrean permohonan paspor di Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus TPI Surabaya yang bisa diakses secara online, kuotanya sudah penuh pada Desember.
Saat dicek di website, kantor imigrasi di Jalan Juanda itu hanya menyisakan enam hari pada November. Kuota antrean pada enam hari itulah yang bisa dimanfaatkan pemohon.
BACA JUGA: Mau Buat Paspor? Bisa Datang ke Mal Ini
Hal serupa terjadi di Unit Layanan Paspor (ULP) Graha Pena. Kuota antrean permohonan paspor hanya menyisakan lima hari.
Yakni, pada 26-30 November. Sementara itu, kuota untuk Desember sudah ludes tidak bersisa.
BACA JUGA: Peminat E-Paspor Terus Meningkat
Salah satu pemohon, Debora Helmi, termasuk beruntung. Dia mendapatkan antrean untuk mengganti paspor.
Warga Margorejo itu menuturkan, dirinya membuatkan paspor untuk dua anaknya. Mereka rencananya berlibur ke Singapura dan Thailand.
BACA JUGA: Bareskrim Kantongi Identitas Pendaftar Paspor Online Fiktif
''Saya daftar antrean online sejak dua minggu lalu. Semua keluarga saya memang bikin paspor buat jaga-jaga. Kapan pun ada keperluan ke luar negeri biar lebih gampang,'' paparnya.
Supervisor ULP Graha Pena Tyo Adi menuturkan, ULP Graha Pena menjadi salah satu jujukan favorit masyarakat.
Salah satu faktornya adalah suasana yang tidak terlalu ramai. Selain itu, ULP tersebut hanya melayani permohonan dan penggantian paspor. Lebih spesifik.
''Kami tidak melayani banyak permohonan seperti izin tinggal orang asing. Makanya, tidak terlalu penuh. Tempat ini juga dekat dengan pusat kota,'' ucapnya.
Tyo menjelaskan, mayoritas tujuan pemohon paspor adalah berlibur ke luar negeri. Negara yang paling banyak dikunjungi berdasar informasi dari proses wawancara adalah Singapura dan Malaysia.
Meski begitu, tidak semua pemohon paspor yang datang bisa langsung mendapatkan persetujuan sebagai pemegang paspor.
Tyo menambahkan, beberapa orang tercatat tidak memenuhi persyaratan yang diminta. Ketidaksesuaian data juga kerap menghambat proses. Hal itu membuat petugas wawancara terpaksa menunda, bahkan menolak permohonan.
Kasi Informasi Keimigrasian di Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus TPI Surabaya Ragil Putra Dewa menjelaskan, tujuan permohonan paspor pun lebih heterogen di akhir tahun.
Bukan hanya untuk liburan dan umrah. Melainkan untuk tujuan pendidikan atau urusan pekerjaan.
Dia menuturkan, setiap hari jatah antrean secara online di ULP 90-100 orang. Di kantor imigrasi pusat, jatahnya lebih banyak, yakni 300 orang.
''Kami berupaya terus mendekatkan diri dengan masyarakat lewat ULP. Awal tahun depan rencananya beroperasi ULP baru di Sidoarjo,'' paparnya.
Awal November lalu, Kantor Imigrasi Kelas I Surabaya secara resmi membuka ULP di Mojokerto. Tujuannya, untuk mengurangi antrea pemohon paspor di Surabaya.
Selain itu, untuk mendekatkan pemohon yang ada di daerah. Hal itu pula yang diharapkan terjadi di Sidoarjo yang tak terlalu jauh dari Juanda. (hay/c15/ady/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bareskrim Usut Ribuan Pemohon Paspor Online Berdata Fiktif
Redaktur & Reporter : Natalia