jpnn.com, MEDAN - Pemerintah terus berupaya memperlancar aksesibilitas serta mempermudah wisatawan yang ingin berkunjung ke destinasi pariwisata prioritas, Danau Toba, Sumatera Utara.
Salah satunya dengan mengoptimalkan Bandara Sibisa di Kabupaten Toba Samosir. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Polana B Pramesti menjelaskan, pihaknya siap mendukung terciptanya akses yang mudah bagi wisatawan ke destinasi pariwisata.
BACA JUGA: Simak Kata Ipang Wahid soal Storynomics Tourism, Pendekatan Baru Pariwisata Indonesia
BACA JUGA: Prada DP Dituntut Oditur Militer Empat Bulan Penjara
Dan untuk meningkatkan konektivitas transportasi di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba, Kemenhub akan memperpanjang landasan pacu Bandara Sibisa dari 1.200 m menjadi 1.900 m. Diharapkan perpanjangan landas pacu dapat selesai pada tahun 2020.
BACA JUGA: Pengoperasian Kapal Ihan Batak Memudahkan Masyarakat ke Pulau Samosir
“Tahun 2020 ditargetkan selesai, sehingga pesawat komersil yang lebih besar seperti ATR 72 yang membawa wisatawan dapat mendarat langsung ke sini. Karena bandara ini dekat dengan Parapat yang merupakan pintu masuk kawasan Danau Toba,” kata Polana dalam keterangannya, Selasa (6/8).
Dia mengatakan, pengembangan Bandara Sibisa diperlukan strategi untuk membagi penerbangan Bandara Silangit. Saat ini antara Bandara Silangit bagian selatan dengan Sibisa, ada jarak kira-kira hampir 200 Km. Dengan jarak itu memang sudah selayaknya ada satu bandara yaitu Bandara Sibisa.
BACA JUGA: Jokowi: Itu Tugasnya Pak Gubernur, Pak Bupati
“Nantinya Bandara Silangit akan melayani pesawat komersil yang besar, sedangkan di Sibisa melayani pesawat yang lebih kecil seperti ATR 72,” kata Polana.
Seperti diketahui, Bandara Sibisa merupakan bandara perintis yang telah dibangun sejak era Presiden Soeharto pada Tahun 1977. Dioperasikan pertama kali pada 15 November 2006, yang ditandai dengan penerbangan perdana maskapai Susi Air rute Medan-Sibisa.
Layanan penerbangan hanya bertahan Ferbuari 2007, setelah itu ditutup. Setelah 12 tahun berlalu, pada 12 April 2019 penerbangan di bandara ini dibuka kembali.
Polana juga mengatakan, saat ini Bandara Sibisa beroperasi sebagai bandara perintis. Namun ke depannya, dapat dikembangkan menjadi bandara kelas menengah untuk penerbangan short dan medium haul.
Misalnya, penerbangan pesawat kecil dan menengah ke Medan, Banda Aceh, Riau dan Kepulauan Riau, serta daerah lain di Sumatera Utara.
“Kami berharap dengan memperpanjang landasan pacu Bandara dari 1.200 m menjadi 1.900 m akan menarik maskapai untuk lebih melayani penerbangan dari dan ke Sibisa. Dan hal ini tentunya akan makin banyak menarik minat wisatawan yang menggunakan layanan penerbangan di Bandara tersebut untuk menuju Danau Toba, “ katanya.
Sementara itu, Pengamat Penerbangan, Gerry Soejatman mengatakan, dukungan Kemenhub terkait perkembangan pariwisata melalui rencana memperpanjang landasan pacu di Bandara Sibisa merupakan hal positif yang merupakan kolaborasi dua lembaga negara untuk dapat medatangkan wisatawan.
BACA JUGA: Lawan Madura FC, Persiba Balikpapan Maksimalkan Tenaga Sang Mantan
“Sebab tanpa ada sarana transportasi yang layak dan mudah akan membuat wisatawan memikir dua kali berkunjung ke destinasi wisatawan, walaupun objek wisata tersebut memiliki keunggulan yang dicari oleh para pelancong,” katanya.
Gerry juga berharap apabila sudah ada bandara atau ada rencana pengembangan bandara maka yang harus mengoptimalkan adalah Pemerintah Daerah (Pemda) dan instansi untuk dapat membuat rencana pengembangan pariwisata disana, sehingga wisatawan tertarik untuk berkunjung ke destinasi.
“Kan sayang jika bandara sudah bagus dan layak tapi suguhan pariwisatanya untuk para wisatawan tidak maksimal,” katanya.(bbs/gus)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi: Kita Akan Promosikan Besar-besaran
Redaktur & Reporter : Budi