Pernah Tanding dengan Daud Jordan, Petinju Kepri Ini Bilang Cino Itu...

Rabu, 23 September 2015 – 00:34 WIB
Rio sedang melatih seorang petinju di sebuah sasana di Batam, kemarin. Foto: Rifky /Batam Pos / JPNN.com

jpnn.com - Mantan petinju Kepri, Rionando Butar-Butar pernah mencatat berbagai prestasi mengagumkan di kancah nasional maupun internasional. Sampai saat ini, belum ada satupun atlet Kepri yang mampu memecahkan pencapaian medali peraknya di ajang South East Asean Games (Sea Games).

------ RIFKI SETIAWAN LUBIS, Sekupang ------

BACA JUGA: Suasana Haru Pemakaman Mantan Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Restu Mulya, Ayah...

Dunia tinju Indonesia pernah akrab dengan sosok petinju amatir kelahiran Batam, Rionando Butar-Butar. Mantan atlet ini pernah mengharumkan bumi pertiwi di kancah internasional.

Bukan hanya itu, sejak mengorbit pada tahun 1995, Rio, panggilan akrabnya merupakan seorang jagoan tak terkalahkan. Dari tahun 1997 sampai dengan 2003, ayah dua orang anak ini merupakan juara Kejuaraan Nasional (Kejurnas) untuk kelas junior.

BACA JUGA: Menyusuri Setapak Rimbo Panjang, Siti Pun Berkata Wah Gila Juga Ya

Sekarang, Rio sudah berusia 31 tahun dan melatih petinju-petinju muda Kepri di Sasana Wiraboxing Tiban Kampung, Batam. Tidak seperti atribut rata-rata petinju yang memiliki tubuh kekar dan berotot, Rio tidak seperti dulu lagi.

"Sekarang sudah 75 kilogram bang, agak gemukan dikit. Biasalah namanya atlet sudah berhenti, pasti tubuhnya melar," kelakar Rio seperti dikutip dari Batam Pos (JPNN Group), kemarin (22/9) di Sasana Tinju Wiraboxing Tiban Kampung, Batam, Kepri.

BACA JUGA: Berharap Benny Panbers Panjaitan Bisa Kembali Bernyanyi

Pria Batak ini merupakan atlet petinju berbakat di masanya dan hasil pembinaan dari pelatih tinju ternama Kepri, Erzon. Pada awalnya, Rio tidak akrab dengan dunia tinju, namun pengaruh kakak lelakinya yang seorang petinju memberikan dampak yang besar terhadap permulaan karirnya.

"Lihat abang bertinju, jadi tertarik juga. Makanya ikut tinju juga, tak tahunya di sini malah berprestasi," ujarnya.

Rio kecil sempat ditakut-takuti oleh keluarganya untuk tidak menggeluti dunia tinju."Mereka pernah bilang, nanti kalau bertinju, kepalamu bisa benjol karena dipukuli," imbuhnya.

Namun, hal itu tidak menyurutkan langkah Rio untuk maju. Latihan demi latihan terus dilakukan sampai akhirnya orang tuanya melihat kesungguhannya dan mengizinkan anak kesayangan mereka menekuni tinju. "Kan ada wasit yang melerai, ngapain takut, lagian, orang tua penggemar tinju kok, pasti mereka dukung," ujarnya.

Selain menjadi jagoan tak terkalahkan di kejurnas, Rio juga pernah berlaga di ajang Sea Games 2003 dan 2005. "Tahun 2003 dapat perak, dan tahun 2005 dapat perunggu," kenangnya.

Sedangkan di ajang nasional, seperti Pekan Olahraga Nasional (PON), Rio juga mampu mengharumkan nama Kepri dengan raihan perunggu di PON 2004 Sumatera Selatan dan perak di PON 2008 Kalimantan Timur. Dan di ajang Sarung Tinju Emas (STE), ayah dua orang anak ini meraih medali emas.

Rio juga pernah mencatat prestasi mengesankan di kompetisi berskala internasional yakni Pesta Pulau Penang, Malaysia. "Dari tahun 2001 sampai 2006, juara terus," katanya.

Rata-rata prestasi Rio diraih ketika menginjakkan kaki di kelas layang 48 kg. Suami dari Priyoni Purba ini naik kelas ke kelas bulu 57 kg ketika mengikuti pelatihan nasional (pelatnas) Sea Games 2003.

Pelatih pelatnas saat itu merupakan mereka yang terbaik yang pernah diingat yakni Carlos dari Kuba, Wen Gomez yang merupakan juara Asean Games 1970 dan 1978, dan Ferry Moniaga. "Saya dekat dengan Wen yang banyak mengajarkan kepada saya banyak hal dalam bertinju," ungkapnya.

Rio juga sekamar dengan Daud Cino Yordan, satu-satunya petinju Indonesia yang menjadi juara tinju World Boxing Organization (WBO) saat ini. "Dia sangat kuat. Kami pernah bertanding, dan saya kalah angka," katanya.

Selain itu, Rio juga satu angkatan dengan atlet Indonesia terkenal seperti Sonny Dwi Kuncoro dari bulutangkis dan Maria Kristin juga dari bulutangkis.

Banyak pengalaman menarik telah dialami oleh Rio. Alkisah, pada suatu pertandingan di Malaysia, Rio bertanding dengan petinju Malaysia asal Johor.

Dia sempat jatuh dipukul lawannya tersebut. Pandangannya menjadi kosong, pikirannya jauh menerawang setelah mendapat bogem mentah. Rio baru sadar ketika wasit telah mencapai hitungan kelima, jika saja dia bangun lebih lama, maka akan kalah Knock Out (KO).

"Saya baru sadar pas hitungan kelima, sedangkan Pak Erzon teriak-teriak manggil nama saya. Saya langsung bangun walau agak goyang," ungkapnya.

Namun, entah setan apa yang merasuki, Rio menjadi sangat beringas setelah jatuh. Selama empat ronde, dia terus menghujani lawannya dengan jab, strike, dan hook sampai lawannya terpojok menjadi bingung mengenai apa yang harus dilakukan untuk membalas, sehingga hanya bertahan saja.

Setelah itu, Rio dinyatakan menang angka. Pelatih petinju Malaysia sangat heran melihat hal tersebut dan mendatangi Rio. "Apa pasal Indon, dihajar KO, bangun langsung hajar petinju kita," kata Rio menirukan perkataan pelatih tinju asal Malaysia tersebut.

Rio juga sangat menghormati lawan terkuatnya, Herry Tanamor dari Filipina. Saat itu final Sea Games 2003 dan kesempatan bagus untuk meraih emas. Namun pada kenyataannya, Rio sudah bersiap untuk berbagai hal, pasalnya lawannya tersebut sangat kuat apalagi dengan statusnya yang merupakan juara dunia amatir saat itu.

"Saat itu, saya berusaha jangan sampai kalah KO dan TKO. Benar kemudian, saya kalah angka, tapi kalah angka mutlak. Dia sangat kuat," puji Rio kepada lawannya tersebut.

Dengan berbagai prestasi yang ditorehkannya, pemerintah memberikan apresiasi kepada Rio dengan mengangkat mantan siswa SMA Ragunan ini menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Pendidikan Kota Batam bidang pendidikan luar sekolah. "Saya daftar dari tahun 2003, namun baru keterima tahun 2006 berkat apresiasi pemerintah," katanya lagi.

Rio juga memperoleh rumah yang saat ini ditempatinya dari pemerintah di daerah Tiban Mentarau. "Syukurlah, pemerintah peduli dengan nasib para atlet, saya sangat beruntung," ujarnya.

Nasib atlet tinju memang tidak terlalu baik di sejumlah tempat. Rio sempat memiliki keinginan untuk naik ke kelas profesional, namun ditentang oleh ketua Persatuan Tinju Nasional (Pertina) Batam, Fitrah Kamaruddin.

"Katanya, kalau manajer, promotor dan pelatih tidak tepat, kamu akan sia-sia nanti," imbuh Rio.

Banyak petinju profesional yang hanya mendapatkan penghasilan sangat minim dengan rentang dari Rp 2 juta sampai Rp 3 juta. "Persiapannya lama bisa sampai tiga bulan, setelah bertanding bonyok-bonyok, kan tak balik modal," ungkapnya.

Teman-temannya saat ini banyak yang menyambung hidup menjadi penjaga bar, sekuriti, dan profesi yang mengutamakan kekuatan fisik lainnya karena kecilnya penghasilan dari beradu pukul di ring tinju. "Tiap tahun tandingnya paling dua atau tiga kali, makanya sangat sulit mengharapkan dari tinju saja," jelas Rio.

Namun, di balik kisahnya di dunia tinju, Rio sangat memiliki banyak kenangan lucu. Soal paling terberat yang harus dihadapinya adalah soal berat badan. "Di tinju kan ada kelas-kelas dengan patokan berat badan, kalau berlaga di kelas layang 48 kg, maka berat badan harus pas," ujarnya.

Nah, permasalahannya, Rio sangat hobi makan, sehingga sulit mengontrol berat badannya. Ketika pertandingan sudah dekat, barulah sibuk melakukan diet ketat.

Karena kebiasaannnya ini, koran KOMPAS pernah memuat pemberitaan mengenai dirinya sebagai petinju yang tidak disiplin mengatur berat badan.

"Banyak orang tak bisa makan karena tak ada makanan, nah saya ada banyak makanan, tapi tak bisa sembarangan makan," guyonnya.

Di akhir kesempatan, Rio menyarankan kepada atlet muda untuk rajin berlatih dan disiplin seperti dirinya dahulu. "Atlet muda saat ini kalau pelatih tak datang, ya tak latihan. Kalau saya dulu, tak ada pelatih, tetap latihan mengimplementasikan apa yang diajarkan sebelumnya," katanya.

Bagi petinju kebanggaan warga Tiban Kampung ini, tinju adalah seni dan pertahanan terbaik adalah menyerang. Dan hal tersebut yang diajakarkannya kepada petinju muda Kepri saat ini. "Target kami adalah lolos PON 2016, doakan kami ya masyarakat Kepri," pungkasnya.***

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bu Menteri Curhat Diteror SMS, Pak Gubernur Ngaku Kurang Tidur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler