jpnn.com - KEBON SIRIH - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyayangkan surat terbuka yang disampaikan budayawan Jaya Suprana di sebuah koran nasional. Menurut Ahok, Jaya merasiskan diri sendiri.
Apabila memiliki sikap baik hati, Ahok menyatakan, Jaya tidak akan menulis di koran. Hal itu, menurut dia, merupakan strategi memprovokasi untuk menakut-nakuti orang. Sehingga, orang keturunan memarahi Ahok.
BACA JUGA: Diduga Rugikan Negara Rp 217 Miliar, Kejagung Tahan Mantan Petinggi Bank Jabar-Banten
"Saya menyayangkan sikap beliau (Jaya), ini merasis diri sendiri gitu. Kalau dia baik hati, ngapain pakai tulisan koran. Itu memprovokasi orang lain lho," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (30/3).
Sebagai seorang warga negara Indonesia, Ahok mengaku, mempunyai hak yang sama dengan orang lain. Hal ini, sambung dia, merupakan ajaran dari bapaknya.
BACA JUGA: Kasus Korupsi UPS Masih Tetap Terbuka Ditangani KPK
"Makanya saya lakukan apapun enggak ada hubungan soal SARA. Ini hak saya, saya mau ngomong apapun, yang salah ya pribadi saya," ujar Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu mengungkapkan, dirinya tidak bisa memilih ketika dilahirkan sebagai seorang keturunan Tionghoa dan memiliki agama Kristiani.
BACA JUGA: Ahok Ingin Petakan Fraksi untuk APBD 2016
"Cuma kebetulan aja saya lahir agak putih, agak sipit. Kebetulan aja saya ikut kakek saya dan saya jadi Kristen, emang saya yang mau? Kalau boleh pilih, saya mau jadi anak Sultan Bolkiah atau Pangeran Charles," tuturnya.
Ahok menyebut sebagai pejabat yang jujur dan suka melawan pasti tidak disukai oleh beberapa pihak. Baginya, hal ini adalah sebuah resiko. "Jadi cuma memang ya yang korup-korup lagi takut lah sama Ahok, gitu aja," tegasnya.
Seperti diberitakan, dalam tulisannya, Jaya mengingatkan Ahok untuk memperbaiki sikap dan ucapan. Dia khawatir gaya kasar Ahok memantik kembali kebencian masyarakat terhadap etnis Tionghoa di Indonesia. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Panitia Hak Angket Sebut Ahok Melanggar UU dan Etika
Redaktur : Tim Redaksi