jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti prihatin dengan aksi eksploitasi bayi 10 bulan yang dijadikan manusia silver yang fotonya viral di media sosial.
Dia meminta Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPMP3AKB) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) untuk menyelidikinya.
BACA JUGA: Anak Kehilangan Orang tua Karena COVID-19 Rentan jadi Korban Eksploitasi
"Saya minta hal ini agar diselidiki dan diadvokasi," pinta LaNyalla, Minggu (26/9).
LaNyalla mengingatkan DPMP3AKB Tangsel mengambil langkah-langkah kongkret agar menekan angka eksploitasi anak, terutama balita yang sudah lama marak.
BACA JUGA: Pihak SMA SPI Angkat Bicara soal Tuduhan Kekerasan Seksual, Eksploitasi, Cabul, Simak
"Ini akan membahayakan generasi yang akan datang baik secara sosial, psikologis dan juga psikis," tegasnya.
Ya, foto viral di kawasan SPBU Parakan, Pamulang, Tangsel itu memperlihatkan bayi laki-laki berusia 10 bulan dicat silver seluruh wajahnya.
BACA JUGA: Polisi Usut Kasus Dugaan Eksploitasi Anak terhadap Bocah 12 Tahun yang Mengemudikan Truk
Senator asal Jawa Timur itu mengatakan kulit bayi yang dicat silver sangat membahayakan, apalagi bagi bayi.
Dikhawatirkan bisa menyebabkan penyakit kulit dan penyakit lainnya seperti gangguan saluran nafas atau paru-paru karena terkena debu serta dampak negatif lainnya.
LaNyalla meminta bentuk-bentuk eksploitasi anak dalam upaya mencari nafkah dalam bentuk apapun tidak diperbolehkan dan melanggar hak-hak anak.
"Apapun alasannya, tindakan tersebut masuk sebagai kategori eksploitasi anak dan jelas melanggar hak-hak mereka.
Mantan ketua umum PSSI itu juga meminta agar akar persoalan ini segera dituntaskan.
Dia melihat faktor ekonomi menjadi dasar orang tua nekat mengeksploitasi anak-anak mereka.
Bagi LaNyalla, pundi-pundi uang yang didapat dengan mengeksploitasi anak tak sebanding dengan masa depan mereka yang gemilang.
Oleh karena itu, permasalahan ekonomi perlu segera diselesaikan oleh dinas sosial agar tidak melakukan eksploitasi anak demi mendapat belas kasihan orang.
"Tetapi kesehatan anak menjadi korban dan berdampak lebih besar bagi masa depan anak," tegasnya. (mrk/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Tim Redaksi, Sutresno Wahyudi