jpnn.com, JAKARTA - Pakar pendidikan Ijte Chodijah menyebut, para orangtua calon siswa yang meributkan PPDB (penerimaan peserta didik baru) sistem zonasi selama ini diuntungkan oleh keberadaan sekolah-sekolah yang dianggap favorit.
Dan anak-anaknya hanya pantas bersekolah di sekolah-sekolah itu. Sedangkan, anak-anak dari kalangan ekonomi ke bawah tidak pantas belajar di sekolah favorit.
BACA JUGA: Zonasi PPDB Bongkar Jual Beli Kursi di Sekolah Favorit
”Orang-orang yang menjerit adalah yang merasa pinter, ekonomi mapan, dan merasa berhak sekolah di sekolah favorit,” ujar Ijte seperti diberitakan Jawa Pos.
Dan selama ini mereka yang tersingkirkan tidak pernah protes. Karena nature kaum marjinal tidak punya keberanian untuk bersuara. ”Apalagi ada perasaan ya memang kita kan tidak sepintar orang yang sekolah favorit,” imbuhnya.
BACA JUGA: Proses PPDB SMA di Jatim Dihentikan Sementara, Hamid Sudah Bicara dengan Gubernur
BACA JUGA: PPDB SMA di Jatim Sempat Dihentikan, Data Pendaftar tak Akan Hilang
Padahal untuk menjadi pintar itu banyak macam-macamnya. Yang berasal dari keluarga dengan dana cukup, mereka memiliki banyak sekali kesempatan untuk mendapat tambahan belajar. Prestasi belajarnya itu bukan karena sekolahnya saja. Tapi juga ikut bimbingan belajar tambahan yang intensif di luar.
BACA JUGA: Kisruh PPDB di Jatim: Jarak ke Sekolah 600 Meter, Rata - rata Nilai 8,5, tak Lolos
Semua sekolah negeri itu fasilitas publik. Tidak bisa disekat-sekat jadi sekolah pinter, favorit, kaya dan lain sebagainya. Harus bebas.
”Nah, bagi siswa yang berani sekolah jauh demi mengejar favorit itu karena mereka memiliki fasilitas. Sekolahnya di Jakarta Selatan padahal rumahnya di Bekasi, misalnya. Itu kan tidak tepat,” ujar perempuan yang juga sebagai anggota Badan Akreditasi Nasional itu.
Apalagi sekolah favorit, lanjut dia, sering dijadikan untuk membangun citra daerah. Sehingga pemerintah daerah memberikan bantuan dana pendidikan itu untuk memoles sekolah favorit itu.
BACA JUGA: Pendaftaran PPDB 2019 Online, Jarak Rumah ke Sekolah Dicek Ulang
Seharusnya tidak demikian. Justru harus berupaya meningkatkan pemerataan pendidikan di daerahnya. Meningkatkan yang berkualitas itu agar setara. (han/wan)
Penerimaan Peserta Didik Baru Berbasis Zonasi
Kelebihan:
-mendekatkan siswa dengan lingkungan sekolah
-pemerataan akses pendidikan
-kondisi kelas heterogen mendorong siswa untuk bekerja sama
-mengoptimalkan tripusat pendidikan dalam penguatan karakter
-menghilangkan praktik jual-beli kursi
-memudahkan upaya peningkatan kapasitas guru
-memudahkan identifikasi masalah sebagai dasar intervensi pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Permasahan yang ditemui:
-Tidak seimbangnya daya tampung sekolah dengan jumlah siswa
-Tidak mempertimbangkan jumlah penduduk di suatu daerah
-Belum meratanya infastruktur, fasilitas dan sarana prasarana sekolah
-berkurangnya kompetisi antar siswa untuk masuk di sekolah negeri terbaik
-Impian orang tua maupun siswa untuk masuk sekolah negeri terbaik kandas
-Nilai ujian nasional tidak ada artinya. Yang penting rumah dekat dengan sekolah
-siswa yang memiliki nilai unas lebih tinggi akan kalah dari siswa yang memiliki jarak rumah ke sekolah lebih dekat
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendaftaran PPDB Online: Sekolah Favorit Siapkan Strategi Genjot Prestasi Siswa
Redaktur & Reporter : Soetomo