jpnn.com, JAKARTA - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengajukan permintaan khusus kepada pemerintah, berkaitan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2020.
PGRI meminta pemerintah memperhatikan nasib guru-guru honorer K2 yang sudah lulus PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) tahap I Februari 2019.
BACA JUGA: Banyak Banget Karyawan HM Sampoerna Surabaya Positif Corona, Sangat Gawat!
Ketum PB PGRI Unifah Rosyidi mengatakan, sebagai mitra strategis pemerintah, pihaknya akan tetap fokus pada peningkatan kualitas, perhatian pada peningkatan kesejahteraan, dan melindungi para pendidik dalam menjalankan profesinya di dunia pendidikan.
"PGRI mengharapkan agar pemerintah terus memperhatikan tata kelola guru terutama dalam hal kekurangan guru yang terjadi hampir di semua daerah, dan segera menyelesaikan pengangkatan guru honorer K2 yang telah lulus PPPK 2019. Mengingat usia dan pengabdian mereka yang begitu panjang bagi dunia pendidikan di tanah air," kata Unifah dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2020, Sabtu (2/5).
BACA JUGA: Soal Jabatan Boy Rafli, IPW Tuding Jenderal Idham Azis Melakukan Kesalahan Fatal
Unifah enambahkan, dunia pendidikan di Indonesia akan memasuki keadaan New Normal di mana kebiasaan lama dalam melaksanakan pendidikan tidak bisa menjadi patokan, karena perubahan dunia yang begitu cepat.
Pelaksanaan pembelajaran termasuk pelatihan-pelatihan skill untuk para pendidik harus diubah dari penekanan pada konten ke proses.
BACA JUGA: Guru Honorer K2: Kado Terindah Hardiknas Adalah NIP PPPK
PGRI juga mengharapkan agar ada cetak biru pendidikan nasional dengan dilandasi penekanan bahwa pendidikan sebagai upaya mempersiapkan peserta didik sebagai warga global.
Selain itu, dalam pendidikan di Indonesia, perlu ditanamkan pula pemahaman tentang kultur keindonesiaan, keberagaman, sehingga peserta didik tumbuh menjadi warganegara yang baik dan produktif.
"Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini memberikan pelajaran berharga bagi dunia pendidikan Indonesia bahwa peran guru tetap tidak tergantikan dengan teknologi. Namun guru yang tidak mau akrab dengan teknologi, akan mudah tergantikan. Pandemi ini juga menyadarkan kita agar terus adaptif terhadap perubahan, dan mau belajar dalam situasi apapun sehingga pendidikan dapat terus berjalan dengan baik," paparnya.
Di hari pendidikan nasional dalam situasi pandemi ini, PGRI membuat gebrakan bekerja sama dengan Mahir Academy Rumah Perubahan mengadakan Webinar dan Workshop online berseri dari tanggal 2 sampai 20 Mei 2020 dengan jumlah peserta sebanyak 13.000 orang dari 34 provinsi di Indonesia.
Melalui webinar dan workshop berseri bertajuk “Self Driving for Teacher: Menciptakan Pola Belajar yang Efektif dari Rumah, PGRI mengenalkan cara baru dalam pelatihan pendidikan.
Webinar dan Workshop berseri ini menghadirkan para pembicara terdiri dari ahli dan praktisi pendidikan dari seluruh Indonesia.
"Pengalaman yang kita peroleh dalam situasi pandemi ini, bahwa pendidikan jarak jauh berbasis online masih perlu dilakukan pembenahan secara serius. Untuk itu, PGRI mengharapkan kepada pemerintah agar lebih fokus menginvestasikan pada sarana dan prasana agar akses terhadap listrik dan internet makin meluas dan dijangkau masyarakat hingga ke pelosok," pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad