Pernyataan Kiai Said soal Ponpes Al Zaytun, Ada Kata Radikal

Selasa, 18 Juli 2023 – 09:44 WIB
Ketua Umum LPOI yang juga mantan ketum PBNU Kiai Said Aqil Siradj. ANTARA FOTO/Reno Esnir/kye.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) Kiai Said Aqil Siradj menilai Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun di Indramayu dapat melahirkan gerakan yang radikal, ekstrem, dan intoleran.

"Al Zaytun harus ditelisik sebagai komunitas dan ekosistem tertutup dan eksklusif yang memiliki tata cara hidup dan kehidupan yang terpisah dengan masyarakat pada umumnya," ucap Said Aqil dalam keterangannya di Jakarta, Senin (17/7).

BACA JUGA: Hotman Paris Soroti Pria Nonmuslim Ikut Salat Id di Ponpes Al Zaytun, Begini Katanya

Dia menilai bukan tidak mungkin ketertutupan di ponpes pimpinan Panji Gumilang itu melahirkan banyak kamuflase, dan eksklusivitas menggerakkan tata nilai yang radikal, ekstrem, dan intoleran.

Hal itu bahkan pada saatnya bisa saja menjadi embrio gerakan anti-NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

BACA JUGA: Pencabulan Santriwati di Jember, Kiai FM Dituntut Hukuman Penjara Sebegini

"Terlebih jika dilihat dari background dan behaviour pimpinan pesantren yang memiliki latar belakang NII (Negara Islam Indonesia) dan beberapa fakta gerakan, jejaring, dan alumninya," tutur Kiai Said.

Menurut mentan ketua umum PBNU itu, fenomena Al Zaytun harusnya tidak saja dilihat sebagai lembaga pendidikan murni pada umumnya, tetapi harus dilihat secara mendalam.

BACA JUGA: Pejabat di DIY Ini Terjerat Kasus Mafia Tanah, Terancam Penjara Seumur Hidup

Dia berpendapat bahwa proses indoktrinasinya di Ponpes Al Zaytun patut dicurigai sebagai fenomena proses ideologisasi, kaderisasi, dan gerakan anti-Pancasila dan/atau anti-NKRI.

"Jangan terkecoh oleh bungkus rapi pembelajaran berbasis pendidikan formal dengan kurikulum terstandar pemerintah dan pembelajaran agama yang ditanamkan karena bukan tidak mungkin itu hanya sebagai kamuflase belaka," ujarnya.

Pernyataan tersebut berdasarkan pada banyaknya kesaksian tentang adanya "sekolah dalam sekolah", "kaderisasi dalam kaderisasi", bahkan layak dicurigai bahwa ekosistem, tata laksana, dan organ gerakan yang mereka ciptakan mengarah pada pembentukan "negara dalam negara".

"Negara tidak boleh kalah dengan sindikasi Al Zaytun," kata Said Aqil menegaskan.

Oleh karena itu, dia mendesak pemerintah untuk bertindak tegas melakukan penyelidikan komprehensif dan melakukan penyidikan atas kasus yang ada, serta membuka fenomena ini seterang-terangnya kepada masyarakat.

"Negara harus segera mengambil alih Al Zaytun, membenahi dan me-reinstall sistem pendidikan Al Zaytun agar tidak bertentangan dengan cita-cita NKRI dan menjaga secara ketat agar tidak menjadi tempat bersemainya benih-benih Negara Islam Indonesia (NII)," tutur Kiai Said Aqil.(antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... HS Tewas Dibacok Secara Sadis, Ini Para Pelakunya


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler