Pernyataan Lengkap Habib Bahar sebelum Ditahan, Jikalau, Andaikan, Ternyata Terbukti

Selasa, 04 Januari 2022 – 09:44 WIB
Habib Bahar bin Smith saat tiba di Polda Jabar memenuhi panggilan penyidik, Senin (3/1) siang. Foto: Nur Fidhiah Shabrina/JPNN.com.

jpnn.com, BANDUNG - Habib Bahar bin Smith ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan, setelah menjalani pemeriksaan selama hampir 11 jam di Polda Jabar sejak Senin pukul 12.30 WIB.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar Kombes Arief Rachman mengumumkan status Habib Bahar sebagai tersangka pada Senin malam, pukul 23.30 WIB.

BACA JUGA: Habib Bahar Ditahan, Ini Deretan Pasal & Ancaman Hukumannya

Kombes Arief menjelaskan untuk kepentingan penyidikan, penyidik sudah melakukan penahanan terhadap Habib Bahar dan TR.

TR merupakan pengunggah video ceramah Habib Bahar di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jabar pada 11 Desember 2021, ke akun YouTube.

BACA JUGA: Habib Bahar Tersangka dan Ditahan, Ferdinand Sampaikan Kalimat Begini

Kombes Arief menyebut sejumlah pasal yang dipakai untuk menjerat Habib Bahar dan TR.

Keduanya dijerat dengan Pasal 14 ayat 1 dan 2 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana jo Pasal 55 KUHP, dan atau Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana jo Pasal 55 KUHP, dan atau Pasal 28 ayat 2 jo Pasal 45a UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) jo Pasal 55 KUHP.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Pesan di Balik 2 Kata dalam Paket Kepala Anjing, Kubu Habib Bahar Harus Tahu

Begitu tiba di Polda Jabar pada Senin siang, sebelum masuk ke ruang pemeriksaan, Habib Bahar menyampaikan pernyataan kepada para wartawan.

Berikut pernyataan lengkap pria kelahiran Manado, 23 Juli 1985, itu.

Perlu diketahui, saya tidak pernah mangkir dari panggilan. Dari zaman dulu sampai sekarang. Jadi kalau dibilang Habib Bahar mangkir, mangkir, itu hoaks.

Dari Bareskrim, Cyber Crime, saya selalu hadir. Karena saya sebagai warga negara yang baik, harus kooperatif.

Dan saya ingin menyampaikan sedikit pesan. Saya telah menerima SPDP dari pihak Polda Jabar, kemudian menerima surat pemanggilan sehingga saya datang ke mari sebagai kewajiban saya. Sebagai warga negara, saya kooperatif.

Saya ingin menyampaikan, andaikan, jikalau, nanti saya ditahan, jikalau saya nanti tidak keluar dari ruangan, atau saya dipenjara, maka sedikit saya sampaikan, bahwasanya berarti ini adalah bentuk bahwasanya keadilan dan demokrasi sudah mati di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai.

Sebab kenapa? Karena saya dilaporkan, dilaporkan secepat kilat, sedangkan masih banyak para penista-penista Allah, penista-penista agama dilaporkan, tetapi tidak diproses sama sekali.

Jadi ingin saya smapaikan, jikalau nanti, andaikan, jikalau, saya masuk diperiksa, saya tidak keluar lagi, berarti saya ditahan, berarti saya dipenjara. Maka wahai rakyat, wahai bangsa, wahai Indonesiaku, wahai rakyatku, wahai bangsaku, khususnya umat Islam, para ulama, para habaib, para kiai, bukalah mata kalian.

Bahwasanya teruslah berjuang untuk menyampaikan kebenaran, untuk menyampaikan keadilan, jangan pernah tunduk pada kezaliman, dari mana pun datangnya kezaliman itu.

Bagi saya, demi Islam, demi bangsa, demi rakyat, demi Indonesia, demi agama, demi akidah. Jangankan dipenjara, nyawa jiwa saya murah harganya. NKRI harga mati, Indonesia merdeka. (sam/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler