jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Boni Hargens menilai, pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo terkait adanya institusi non militer memesan 5.000 pucuk senjata api, telah menimbulkan guncangan di tanah air.
Turbulensi politik tak terhindarkan karena isu tersebut langsung berkaitan dengan rasa aman masyarakat, apalagi tahun politik 2018 sudah di depan mata.
BACA JUGA: Dititipin Tas, Bu RT Kaget, Ternyata Isinyaâ¦
"Maksud Panglima TNI tentu baik. Dengan menyatakan adanya masalah, panglima ingin mengungkapkan kegusaran hatinya terhadap situasi keamanan negara dan supaya ada langkah untuk mengantisipasi kemungkinan yang buruk," ujar Boni di Jakarta.
Meski demikian, Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) ini menilai, alangkah bijaknya jika masalah tersebut tidak sampai ke publik. Cukup hanya di kalangan elite saja. Untuk kemudian para petinggi institusi keamanan dan intelijen berkoordinasi mengidentifikasi masalah, mencari tahu siapa yang memesan dan apa tujuan pembelian senjata di maksud.
BACA JUGA: PKNI Kecam Tindakan Menembak di Tempat
"Tapi karena bola panas ini sudah terlanjur menggelinding ke ruang publik, maka investigasi resmi harus dilakukan secara transparan oleh tim independen yang tidak terikat dengan kepentingan politik tertentu," ucapnya.
Boni juga menilai stakeholder terkait penting melakukan sesuatu untuk menghentikan spekulasi yang terus berkembang liar di tengah masyarakat. Apalagi berpotensi melahirkan konflik elite yang serius.
BACA JUGA: Buwas Sebut Bandar Narkoba Bekali Anak Buah dengan Senpi Organik
"Ada spekulasi yang menyudutkan Badan Intelijen Negara dan ada spekulasi juga yang menyudutkan Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Spekulasi yang liar ini, meskipun itu hoaks, sangat berbahaya bagi keamanan nasional," kata Boni. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ungkap Kasus Pembunuhan, Polisi Dapatkan Benda Mengejutkan
Redaktur & Reporter : Ken Girsang