jpnn.com, JAKARTA - Dosen Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun merespons santai tiga jenis ancaman dan teror yang dialaminya.
Sejumlah teror dialami setelah Ubedilah Badrun melaporkan dua putra Presiden Joko Widodo yakni, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.
BACA JUGA: Ubedilah Badrun Melaporkan Gibran & Kaesang, Ada Hal yang Membuatnya Heran
Ubedilah Badrun melaporkan Gibran dan Kaesang atas dugaan tindak pidana korupsi dan atau tindak pidana pencucian uang (TPPU) dan berkaitan dengan dugaan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) ke KPK pada 10 Januari 2022.
Ubedilah mengaku belum berencana melaporkan perihal ancaman teror itu ke polisi.
BACA JUGA: 3 Jenis Teror Dialami Ubedilah Badrun Seusai Melaporkan Gibran & Kaesang, Aduh
Pasalnya, lanjut dia, dirinya masih fokus pada pelaporan dugaan TPPU yang melibatkan Gibran Rakabumi dan Kaesang Pangarep ke KPK.
"Untuk sementara ini belum (melaporkan). Nanti jika eskalasi teror makin terang dan membahayakan akan saya pertimbangan," kata Ubedillah, Senin (17/1).
BACA JUGA: Terdengar Teriakan Histeris, Anggota TNI Bersimbah Darah, Sempat Berdiri Memegang Dadanya
Ubedilah Badrun mengatakan terpenting saat ini adalah fokus soal laporannya ke KPK.
Sebab, menurutnya, kedua putra Presiden Jokowi itu diduga terlibat kasus TPPU dan KKN dengan petinggi Grup SM yang menjadi tersangka pembakaran lahan pada 2015 lalu.
"Akan saya pikirkan kalau soal teror itu. Saya saat ini lebih fokus ke substansi pelaporan yang di KPK agar serius menangani keterlibatan kedua putra presiden atas dugaan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dengan PT SM," kata pria kelahiran 15 Maret 1972 itu.
Sebelumnya, Ubedilah mengaku mendapat tiga jenis ancaman teror.
Pertama, Ubedilah mendapat ancaman dalam bentuk kata-kata sindiran di media sosial.
"Narasi ancaman muncul di medsos dengan bahasa yang sarkastis, tetapi saya respons baik baik saja," kata Ubedilah dalam keterangannya kepada JPNN.com, Minggu (16/1).
Kedua, dia mengaku pernah dihubungi orang tak dikenal melalui sambungan telepon.
"Ada (juga) yang menghubungi saya di waktu malam, tetapi tidak tahu dari mana, saya tidak pernah mengangkatnya. Semoga bukan dalam rangka meneror," kata Ubedilah.
Terakhir, Ubedilah juga mengaku pada 14 Januari 20202 lalu ada orang yang mengendarai sepeda motor tengah mengamati rumahnya sekitar 20 menit.
Orang itu lantas pergi setelah sopir tetangga kediaman Ubedilah meninggalkan lokasi. Unedilah berharap orang yang telah menguntitnya tidak dalal rangka teror psikologis. (cr3/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Soetomo
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama