Perokok Laki-laki 65 Persen, Perempuan 4 Persen

Senin, 26 September 2011 – 19:44 WIB

JAKARTA—Kementrian Kesehatan melangsir jumlah perokok dari tahun 2000 hingga 2010 mengalami peningkatan yang cukup signifikanDalam 10 tahun terakhir jumlah kalangan perokok laki-laki di atas usia 15 tahun telah mencapai 66 persen

BACA JUGA: Pasangan Subur 70 Persen Gunakan Kontrasepsi

Sedangkan perokok perempuan telah mencapai 4 persen dari jumlah penduduk
Peningkatan yang sama juga terjadi pada perokok pemula usia muda 10-14 tahun.

Berdasarkan data dari Lembaga Demograsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, pada tahun 1995 saja jumlah masyarakat Indonesia yang perokok aktif tercatat 30 juta orang

BACA JUGA: Bayi dengan Jantung di Luar Tubuh Sukses Dioperasi

Lalu meningkat pada tahun 2007 menjadi 65 juta dan pada tahun 2010 diperkirakan menjadi 70 juta perokok.

‘’Industri rokok yang terus meningkat, jadi jumlah batang rokok yang semakin meningkat, padahal luas tanah untuk pertanian tembakau sebetulnya itu menurun
Ini mengindikasikan bahwa banyak terjadi impor bahan tembakau,’’ ungkap Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih di kantor Presiden, Senin (26/9).

Sebelumnya Presiden telah menerima Komnas Pengendalian Tembakau di kantornya

BACA JUGA: Tunda Kehamilan, Bisa Simpan Indung Telur

Presiden pun meminta agar kesehatan masyarakat Indonesia tetap dilindungi dari dampak penggunaan tembakau iniSalah satu hal yang menjadi perhatian adalah belum dilakukannya pembaruan atau ratifikasi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control).

Di dalam FCTC terdapat 6 komponen yakni cukai rokok, iklan, peringatan bergambar, kawasan tanpa rokok, kampanye anti rokok dan pendidikanPresiden meminta Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang pengamanan produk tembakau sebagai zat adiktif bagi kesehatan atau dikenal RPP Rokok yang sudah digodok selama hampir setahun di Kemenkes dan sektor terkait lainnya, untuk dipercepat penyelesaiannya.

Misalnya sosialisasi bahaya rokok bagi kalangan di dunia pendidikan, membentuk kelompok masyarakat yang mengajak untuk tidak merokok, menyediakan kawasan bebas asap rokok dan melibatkan Pemda untuk sosialisasi bahaya rokok di masyarakat.

‘’Ada beberapa hal yang belum sepakat seperti peringatan bergambar pada bungkus rokokPengusaha besar mengatakan kalau pemerintah menetapkan, maka mereka akan mengikuti,’’ kata Endang.

Sementara itu Ketua Umum Komnas Pengendalian Tembakau Farid Anfasa Moeloek mengungkapkan, masalah tembakau di Indonesia memang rumitApalagi saat ini cukai tembakau termasuk menjadi penyumbang terbesar pemasukan negara.

‘’Kalau tidak salah cukai tembakau kira-kira Rp 60 triliun sekarangJadi dengan cukai begitu, harga rokok yang termurah di ASEANKalau satu bungkus rokok dengan merek tertentu yang sudah dikenal harganya Rp 10.000, di Singapura bisa harga Rp 50.000,’’ kata Farid.

Namun demikian diharapkan pemerintah tidak takut bersikap tegasPasalnya, sekali orang merokok, maka akan sulit untuk meninggalkannyaSehingga dipastikan pembelinya akan terus ada.

‘’Karena itu jangan takut pendapatan akan menurunMalah naikTadi presiden juga mengatakan akan membicarakan lagi di sidang kabinet mengenai cukai rokok dan akan diatur, dihitung bersama-sama dengan lintas sektoral,’’ kata Farid(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Merokok Picu Sinusitis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler