Dijelaskan Kapoltabes Barelang, Kombes Pol Leonidas Braksan, Senin (27/10), para tersangka perompak yang berhasil ditangkap masing-masing bernama Adi (28), Sapri (30), Budi (40) dan Hamid (43)
BACA JUGA: Arafah-Mina Masih Tertutup
Mereka ditangkap di Selat Singapura yang berbatasan dengan perairan Batuampar, saat tugboat yang menarik sebuah tongkang berisi ratusan ton pasir melintas.Aksi para tersangka, saat itu dipergoki oleh kapal patroli Satpolair Poltabes yang berpatroli dekat tempat kejadian
Kapoltabes pun mengatakan, bahwa tersangka saat itu hanya menggunakan sebuah pompong berukuran sedang, bersama sejumlah senjata tajam berupa kapak, parang, linggis, gergaji besi, martil, serta tali
BACA JUGA: Mabes Kirim 3 Tim Khusus ke Mimika
Kawanan ini diduga kuat kerap kali merompak di Selat Malaka, karena terkesan telah mahir melakukan pengintaian dan gesit menaiki kapal yang melintas di perairan outer port limited (OPL) tersebut."Saat itu kapal dalam posisi berjalan
Tujuh anak buah kapal (ABK) yang semuanya warga negara Indonesia di kapal itu, tak bisa melakukan perlawanan karena mereka disuruh tidak bergerak di bawah ancaman senjata tajam
BACA JUGA: Sekretariat Bikin DPR Boros
Dikatakan Kapoltabes lagi, nakhoda kapal bernama Torang Tobing hanya bisa terdiam, setelah para tersangka berusaha memeras dan mencuri barang berharga di kapal tersebut.Untungnya, patroli Polair yang mengetahui aksi itu langsung menyergap mereka, dengan melakukan beberapa kali tembakan peringatan ke udaraMengetahui datangnya polisi, sejumlah barang bukti berupa kapak dan parang pun langsung dibuang tersangka ke dalam laut untuk menghilangkan barang bukti.
Adi, salah satu perompak mengatakan bahwa ia dan rekan-rekannya hanya ingin merampok uang dan barang berharga milik para ABK, untuk memenuhi kebutuhan keluarga merekaPria lajang itu berusaha berkilah, dengan mengatakan bahwa aksi mereka itu baru sekali dilakukan namun gagal.
Sementara, tersangka lain bernama Budi mengatakan, untuk beraksi mereka hanya mengincar kapal-kapal berukuran kecil yang melaju dengan kecepatan sedang, agar mudah diburuSasaran berupa kapal milik Malaysia itu sendiri tidak direncanakan sebelumnya, karena banyak kapal asing yang lalu-lalang di selat terpadat kedua di dunia tersebut.
Lebih jauh, Kapoltabes Barelang mengemukakan bahwasanya selama ini memang kerap kali terjadi kasus perompakan di Selat MalakaSelat yang tiap harinya dilintasi oleh lebih dari 600 buah kapal berbagai ukuran itu, bahkan dalam sepekan terakhir mencatatkan setidaknya dua kali kasus perompakan, yang untungnya berhasil digagalkan pihaknya.
Tertangkapnya para perompak tersebut, kata Kapoltabes pula, merupakan bukti ketidakamanan berlayar di selat dengan panjang alur kurang lebih 900 kilometer tersebutSementara dalam satu kesempatan sebelumnya, Direktur PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Harry Sutanto bahkan pernah mengungkapkan, bahwa ancaman keselamatan di selat tersibuk kedua di dunia itu tak hanya perompakanBerbagai gangguan seperti kecelakaan pelayaran dan pencemaran juga kerap terjadi dan perlu diwaspadai(d)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mafia Berkeley Halangi Kemandirian Ekonomi
Redaktur : Tim Redaksi