jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah negara maju berpotensi kelebihan sekitar satu miliar dosis vaksin Covid-19 hingga akhir tahun 2021.
Jumlah tersebut tidak ditetapkan sebagai sumbangan untuk negara-negara yang tidak mampu.
BACA JUGA: 12 Warga Banda Aceh Positif Covid-19 Varian Delta
Menurut penelitian perusahaan analisis data Airfinity, stok vaksin covid-19 di negara-negara maju di barat telah mencapau 500 juta dosis pada bulan ini dengan 360 juta dosis yang tidak dialokasikan untuk sumbangan.
Pada akhir tahun, negara-negara tersebut berpotensi memiliki suntikan surplus hingga 1,2 miliar dosis.
BACA JUGA: Pertamina Go Sustainable, Dongkrak UMK Adaptif Covid-19, Penjualan Nyaris Rp 20 Miliar
Data pada penelitian itu berfokus pada pasokan vaksin di negara-negara G7 yaitu Amerika Serikat, Canada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Inggris.
Ketidaksetaraan vaksin ini mendapat kecaman dari banyak tokoh kesehatan dunia. Skema pembagian vaksin global Covax bertujuan untuk memberikan dua miliar dosis vaksin Covid-19 kepada 190 negara tahun ini.
BACA JUGA: Sebagian Biaya Rumah Sakit Pasien COVID-19 Ditanggung Pemerintah, Bagaimana Dengan yang Tidak?
Namun, kesepakatan antara negara-negara berpenghasilan tinggi dengan produsen vaksin dilaporkan telah membatasi ketersediaan vaksin untuk skema Covax dan menyebabkan adanya penimbunan vaksin.
Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menplak ketidakadilan global terhadap ketersediaan vaksin Covid-19.
Dia menyampaikan penolakkannya itu dihadapan para menteri kesehatan negara-negara G20.
"Lebih dari 5 miliar vaksin telah diberikan di seluruh dunia. Hampir 75 persen dari dosis tersebut telah diberikan hanya kepada 10 negara. Cakupan vaksinasi di Afrika hanya 2 persen," kata Ghebreyesus, dikutip dari Al Jazeera, Senin (6/9).
Organisasi Dunia (PBB) meminta Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan para pemimpin negara-negara G7 lainnya untuk mengirimkan vaksin Covid-19 mereka ke Afrika.
"Kami berada dalam perlombaan senjata baru untuk memberikan vaksin ke orang secepat mungkin tetapi ini adalah perlombaan senjata di mana negara Barat memiliki kekuatan lebih pada pasokan vaksin," tutur perwakilan PBB Brown.
Penimbunan vaksin ini, lanjut Brown, telah menunda distribusi vaksin dari negara-negara G7 ke Afrika dan negara-negara berpenghasilan rendah lainnya. (mcr9/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : Natalia
Reporter : Dea Hardianingsih