jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menilai aksi pendukung #2019GantiPresiden yang diduga mengintimidasi warga yang memakai kaus #DiaSibukKerja, di car free day sekitar Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (29/4) kemarin, bisa mencoreng wajah kelompok oposisi jelang Pilpres 2019.
Pasalnya, tindakan sekelompok orang tersebut dapat dikategorikan perbuatan persekusi. "Publik akan semakin muak karena terjadinya pemaksaan kehendak. Belum lagi kekerasan verbal yang menimpa korban," ujar Ari kepada JPNN, Senin (30/4).
BACA JUGA: KPAI Sesalkan Intimidasi Ibu dan Anak saat Car Free Day
Pengajar di Universitas Indonesia ini menilai, perbuatan segelintir pengguna kaus #2019GantiPresiden tersebut juga menunjukkan sikap intoleran dan seakan menjadi episode lanjutan dari Pillgub DKI 2017 lalu.
"Kelompok oposisi semakin mendapat label sebagai kelompok yang ingin memaksakan kehendak," ucapnya.
BACA JUGA: Polri Siap Tindak Tegas Pengintimidasi Massa #DiaSibukKerja
Selain itu, Ari juga menilai perbuatan tidak menyenangkan di car free day kemarin, menunjukkan #2019GantiPresiden merupakan gerakan yang memang didesain aktor politik. Bukan gerakan yang murni datang dari masyarakat.
"Jadi sangat terlihat by design alias ada aktor penggeraknya. Tidak murni dan sarat dengan kepentingan politik untuk kepentingan kelompok tertentu," pungkas Ari. (gir/jpnn)
BACA JUGA: Dugaan Intimidasi, Oso: Rakyat Cerdas, gak Usah Khawatir
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Khusus Usut Dugaan Intimidasi Massa #2019GantiPresiden
Redaktur & Reporter : Ken Girsang