Persentase Kelulusan Unas SMA Turun

Minggu, 15 Juni 2008 – 10:01 WIB
Seorang siswi SMK 8 Makassar Jl. Wolter Monginsidi Makassar, Sulsel, dipeluk rekannya, Sabtu, 14 Juni. Dari 202 siswa yang ikut ujian di sekolah tersebut, 115 tidak lulus. Foto: TAWAKKAL/FAJAR/JPNN
JAKARTA – Persentase kelulusan Ujian Nasional (Unas) SMA tahun 2008 diprediksi turunNaiknya standar nilai dan bertambahnya jumlah mata pelajaran ditengarai menjadi sebab turunnya persentase kelulusan tahun ini.
  Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Depdiknas Suyanto menyatakan, meski Depdiknas belum mendapatkan data riil berapa persentase penurunan tersebut, tahun ini angka kelulusan diperkirakan turun sebesar dua sampai tiga persen

BACA JUGA: RI Kejar Setoran Migas

”Lebih rendah dibanding tahun lalu,” kata Suyanto saat dihubungi wartawan koran ini kemarin (16/5).
  Pengumuman kelulusan Unas SMA secara serentak diumumkan kemarin
Hasil kelulusan tersebut bisa dilihat melalui sekolah, media cetak, atau situs sekolah masing-masing

BACA JUGA: JAM Datun: Saya Siap Dicopot

Khusus untuk DKI Jakarta, hasil kelulusan Unas juga disampaikan melalui pos ke alamat siswa masing-masing.
  Berdasarkan laporan Balitbang Depdiknas, di beberapa daerah misalnya DKI Jakarta, Jatim, Jateng dan Kaltim, tercatat penurunan persentase kelulusan Unas SMA
Meski banyak yang turun, Jabar ternyata mencatat kenaikan jumlah siswa yang lulus Unas SMA

BACA JUGA: Rangkap Jabatan Oke, Gaji Dobel No

”Secara nasional, prediksinya (turun) pada angka 88 sampai 90 persen,” kata Suyanto.
  Dia menyatakan, angka tersebut merupakan penurunan dari tahun 2007 yang mencapai kelulusan 93 persenSaat itu, mata pelajaran IPA mencapai tingkat kelulusan  95,1 persen, untuk IPS 90,7 persen, dan Bahasa mencapai 92,1 persen.
  ”Tahun ini kan ada penambahan mata pelajaran, bisa jadi turun karena itu,” kata SuyantoSelain itu, naiknya standar nilai menjadi 5,25 dengan tidak ada nilai di bawah 4,25, juga menjadi kesulitan tersendiri bagi siswa”Itu tidak apa-apa, misinya peningkatan (nilai) itu kan juga demi kualitas,” lanjut SuyantoUntuk nilai, siswa juga boleh memiliki nilai 4,00, asalkan nilai mata pelajaran lainnya minimal 6,00.
  Untuk mata pelajaran, dari sebelumnya hanya tiga mata pelajaran, tahun ini ditambah menjadi enam mata pelajaranTiga mata pelajaran pada mulanya itu yakni Bahasa Indonesia, Matematika dan Bahasa Inggris, pada UN 2008 ditambah dengan fisika, biologi dan kimia (IPA) serta geografi, sosiologi dan ekonomi untuk jurusan IPSPenambahan mata pelajaran itu sempat menimbulkan protes dari sejumlah siswa.
  Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi DKI Jakarta Margani M Mustar menambahkan, tingkat kelulusan siswa SMA pada 2007 mencapai 96,19 persen, namun tahun ini hanya 92,25 persenSedangkan tingkat kelulusan siswa SMK tahun lalu 91,98 persen, naik menjadi 93,78 persen”Jumlah pesertanya tidak jauh berbeda dibanding tahun lalu,” kata Mustar.
  Setiap tahunnya, sekitar 2,25 juta siswa tingkat SMA/SMK/MA mengikuti UnasAdapun peserta Unas tahun ini sekitar 2,26 juta orangSesuai pernyataan Badan Standar Nasional Pendidikan, Peserta Unas yang tidak lulus bisa mengikuti Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan (UNPK) paket C yang akan digelar tanggal 24-27 Juni mendatang
     Secara terpisah, presentase kelulusan Unas SMU yang turun disesalkan anggota Komisi Pendidikan ( X) DPR”Sangat disayangkanIni ada apa ? Pemerintah harus bertanggungjawabSebab, masa depan anak dipertaruhkan,” ujar Aan Rohanah Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS ketika dihubungi kemarin.
     Menurut Aan, proses ujian nasional harus dievaluasi secara total sejak dimulai sampai finalisasi hasilApalagi, dalam pelaksanaannya ditemukan perilaku negatif pada siswa, guru, kepala sekolah, pengawas, dan oknum departemen pendidikan nasional.
     ”Ini harus ditelusuriApa sebab turunnya hasilIrjen Depdiknas tidak boleh segan-segan untuk memberi sanksi pelakunya dan harus diusut tuntasSehingga, kemurnian hasil UN terjaga dan mutu pendidikan bisa dibanggakan,” tegas Anggota DPR asal Daerah pemilihan DKI Jakarta ini.
     Pengamat pendidikan Dr Seto Mulyadi meminta orang tua siswa melakukan pendampingan psikologis bagi anak-anak yang tidak lulus”Jika hasilnya memprihatinkan, kejiwaan siswa bisa labilItu harus didampingi dan diberi perhatian lebih,” katanya
     Psikolog yang juga ketua Komnas Anak itu prihatin setelah melihat pemberitaan di televisi yang menayangkan siswa yang histeris, pingsan bahkan kesurupan gara-gara tidak lulus ujian nasional.
     Kak Seto mengatakan, anak didik yang tidak lulus harus segera dipulihkan dari kemungkinan stress berkepanjangan”Orang tua dan guru, juga lingkungan harus ikut menyadarkan bahwa masa depan mereka masih adaHarapan harus terus dimunculkan,” katanya.(bay/rdl)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemilik Adam Air Terancam Blacklist


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler