jpnn.com - JAKARTA - Tim-tim kontestan Indonesia Super League (ISL) mulai resah dengan sharing revenue yang tidak mengalami banyak perubahaan di musim baru. Salah satunya adalah Persija Jakarta.
Tim ibukota tersebut menilai, dana sharing revenue yang diberikan oleh PT Liga Indonesia kepada setiap klub masih terlalu jauh dari standar ideal.
BACA JUGA: Aji Butuh Bek dan Striker di Bawah 23 Tahun
"Kami menilai sharing revenue yang diberikan oleh PT Liga selama ini terlalu jauh dari standar dan tidak proporsional," kata Asher Imaret Siregar, Wakil Presiden PT Persija Jakarta Jaya Raya, kemarin (30/12).
Apalagi, lanjut Asher, semua akomodasi di tahun depan bakal mengalami kenaikan yang signifikan.
BACA JUGA: Persib Tunggu Dua Striker Asing
"Jadi, kalau sharing revenue-nya masih sama saja dengan musim lalu, berarti sama saja dengan menyengsarakan klub," tegasnya.
Dengan begitu, Asher mengungkapkan bahwa, untuk musim baru nanti, Persija berhak mendapat kenaikan sharing revenue tiga kali lipat dibandingkan musim lalu.
BACA JUGA: Vlado Ingin Kejayaan Persib
"Kami minta ada kenaikan lah, khusus bagi Persija, kalau nggak Rp 5 miliar ya Rp 6 miliar lah. Itu bagi kami sudah sangat proporsional, karena sesuai dengan market velue Persija," tegasnya.
Mantan manajer Macan Kemayoran--Julukan Persija-- itu mengungkapkan bahwa, tim yang saat ini dibesut oleh Rahmad Darmawan itu memang layak mendapat harga seperti itu.
Sebab, dari hasil evaluasi akhir musim mereka, Persija adalah salah satu tim yang memiliki rating tertinggi di televisi saat menjalani pertandingan big match di ISL musim lalu.
Selain itu, lanjut Asher, biaya pengeluaran Persija untuk menggelar pertandingan home juga sangat besar dibandingkan klub-klub lain di daerah. Ya, Persija harus rela mengeluarkan uang sebesar Rp 500 juta setiap kali menggelar pertandingan di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
"Biaya pertandingan di Jakarta memang sangat jauh berbeda dari daerah lain," tegas Asher.
Meski begitu, Asher mengungkapkan bahwa, sharing revenue bukan satu-satunya sumber yang mereka harapkan di musim baru nanti. Menurut dia, saat ini Persija sudah menyiapkan dana sebesar Rp 38 Miliar untuk mengarungi semua kompetisi di musim depan.
Total dana tersebut, 60 persen mereka dapatkan dari sponsor. Sementara pemasukan dari tiket penjualan penonton hanya sebesar 30 persen. "Sisanya dari penjualan merchandise," kata Asher.
Sementara itu, meski enggan menanggapi permintaan Persija secara khusus, Chief Executive Officer (CEO) PT Liga Indonesia, Joko Driyono mengatakan bahwa, semua angka terkait sharing revenue baru akan dibahas di Rapat Umum Pemegang Saham (RPUS) PT Liga di pertengahan Januari nanti.
"Tapi, di musim baru, besar kemungkinan sharing revenue-nya hanya Rp 2,5 miliar," tegas Joko. (dik)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenpora Siapkan MoU dengan KIP
Redaktur : Tim Redaksi