JAKARTA - Perhitungan uang muka (down payment) yang ideal atas kredit otomotif dari pelaku industri pembiayaan (multifinance) adalah 10 persenSaat wacana uang muka akan diperbesar, para pelaku justru mengkhawatirkan nantinya akan mengurangi minat permintaan unit kendaraan dengan sistem mengangsur.
"Yang ideal down payment 10 persen sudah oke," ungkap Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Wiwie Kurnia di Graha Niaga, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (27/9)
BACA JUGA: Telkom Bidik Lokasi Pulau Terluar
Wacana menaikkan uang muka, bukan menjadi solusi atas kredit bermasalah alias (NPL/Non Performing Loan) pada perusahaan pembiayaan
BACA JUGA: Sigaret Kretek Tangan Diuntungkan Naiknya Cukai
Saat profil risiko rendah, bisa saja DP jauh lebih rendah, karena ada keyakinan dari perusahaan multifinance akan pembayaran."DP diaturan, bukan berapanya
BACA JUGA: DPR Soroti Politik Beras Pemerintah Thailand
Kalau konsumennya aman, ya amanBukan besarnya berapa, tapi NPL kita yang menurunDan terbukti turun, dari 2008 2,7 persen menjadi 1,3 persen," paparnya.Memang bank sentral telah memperingatkan adanya bubble di sektor otomotifBeberapa perubahan tengah disiapkan seperti rencananya menaikkan uang muka"Misalnya kita mau beli mobil kan bank bayarin 90 persen kita bayar 10 persenMakanya kita nanti DP diperbesarAngkanya nanti yah," tegas Deputi Gubernur BI Hartadi Agus Sarwono kala itu
Kredit Konsumsi, berdasarkan data BI hingga Agustur 2011 mencapai Rp 113 triliunAngka ini bertumbuh 6,2 persen sepanjang tahun (YtD) dan 23,2 persen secara year on year (YoY)BI mengungkapkan pertumbuhan ini sudah mendekati ambang batas BI.
Ketua Bapepam-LK, Nurhaida menerangkan, kenaikan uang muka pada pembiayaan otomotif membawa misi untuk meminimalkan kredit macetNamun implementasi aturan, diharapkan bisa memperhatikan kepentingan pelaku industri, baik perusahaan otomotif atau multifinance
"Kami akan bicara nanti, disesuaikan dengan industriMultifinance seperti apaBatas minimum DP merupakan semangat dalam keamanan pembiayaanRisiko seperti apa? Kemudian, NPL sepeti apa? Ini tengah dibahas, dan coba secara dalam dilihat," kata Nurhaida(far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dicaplok Swasta, Pemerintah Kekurangan Auditor
Redaktur : Tim Redaksi