Pertahankan K-13, Kirim Petisi ke Kemendikbud

Sabtu, 27 Desember 2014 – 21:24 WIB

jpnn.com - MALANG KOTA - Penerapan kurikulum 2013 (K-13) di Kota Malang benar-benar menjadi harga mati. Bahkan, untuk mengawal upaya itu, perwakilan kepala sekolah nekat ke Jakarta untuk menyerahkan langsung petisi ke Dirjen Pendidikan Menengah Kemendikbud.

Ketua MKKS SMAN Kota Malang Tri Suharno mengungkapkan, ada tiga orang yang berangkat ke Jakarta, termasuk dirinya.

BACA JUGA: Setengah Juta Siswa SMA-SMK Ujian Akhir Online

”Kapasitas saya mewakili SMA negeri dan swasta. Untuk SD dan SMP negeri-swasta, diwakili Pak Burhan (Burhanuddin). Sedang SMK negeri-swasta Pak Wadib (Wadib Su’udi),” bebernya dilansir Radar Malang (Grup JPNN.com), Sabtu (27/12).

Kasek SMAN 4 Malang itu menambahkan, surat petisi dari ratusan sekolah tersebut diterima langsung oleh Dirjen Pendidikan Menengah Achmad Jazidie. Menurutnya, sambutan yang diberikan kementerian cukup positif. Bahkan, perwakilan pendidik dari Kota Malang ini sudah ditunggu kedatangannya.

BACA JUGA: UIN Pecat 702 Mahasiswa, Sebagian tak Bisa Bayar SPP

Sembari menunggu keputusan dari Kemendikbud, Tri menegaskan, semua kepala sekolah dan guru di Kota Malang sepakat tetap menjalankan kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti biasanya. Karena upaya mempertahankan K-13 ini butuh waktu lama. Kemendikbud juga butuh proses untuk rekapitulasi dan verifikasi data.

Meski begitu, dia cukup yakin bahwa upaya yang dilakukan MKKS Kota Malang tidak akan sia-sia. Apalagi pada akhirnya, yakni 2018, K-13 diterapkan serentak di Indonesia.

BACA JUGA: Dukungan Penghapusan Unas Meluas

”Tanpa harus menunggu 2018, Malang sangat siap melaksanakan kurikulum ini. Karena dari kualitas pendidikan, tenaga pendidik, siswa, serta kelengkapan sarana pendidikan, semuanya sudah siap,” beber mantan kasek SMAN 3 itu.

Menurutnya, kembali ke KTSP (kurikulum tingkat satuan pendidikan) alias kurikulum 2006 (K-06) malah buang-buang waktu. Sebab, di Kota Malang, sebagian besar sekolah sudah siap menjalankan K-13.

”Memang ada beberapa sekolah yang tingkat pemahamannya perlu dipertajam,” tukasnya.

Untuk sekolah-sekolah dengan pemahaman kurang maksimal itu, dia memastikan, ketua MKKS se-Kota Malang dan Kemendikbud sudah merancang strategi. Sekolah-sekolah itu akan mendapatkan pendampingan yang diberi nama Pendampingan Sekolah Seutuhnya (PSS).

Sementara yang memberikan pendampingan adalah sekolah yang sudah menjalankan K-13 secara maksimal. Pendampingan tersebut bakal dimulai tahun depan.

”SMAN 4 Malang siap menjadi salah satu pendamping bagi sekolah yang belum melaksanakan K-13 secara maksimal,” tandas Tri. (ika/c1/nen/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kerap Terjaring Razia, Disiplin Guru Diperketat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler