Menurut Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan sebanyak 1.017 dari 3.073 SPBU wilayah Jawa-Bali harus mengalami switching, sementara 296 SPBU lainnya memerlukan investasi baru masing-masing Rp 400 juta untuk pengadaan tangki pendam
BACA JUGA: Dorong Pengembangan Batik
Dia menyebut, baru ada 1.724 SPBU yang siap menjual BBM jenis pertamax.“Investasi itu untuk penyediaan tangki pendam, dispenser, dan sebagainya
BACA JUGA: Saham Kurang Likuid, Chandra Asri Segera Right Issue
Dia merinci, dari 1.365 SPBU di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, sebanyak 938 SPBU telah menjual pertamax, 238 SPBU perlu proses switching, dan 189 SPBU membutuhkan investasi baruSelanjutnya, untuk wilayah Jawa Timur dan Bali, terdapat 489 SPBU yang telah menjual pertamax, 461 SPBU berpotensi switching, serta 40 SPBU memerlukan investasi baru.
Investasi itu, kata Karen, digunakan untuk meningkatkan kapasitas tangki timbun dan mobil tangki pertamax
BACA JUGA: Hatta No Comment, Pertamina Minta Maaf
Saat ini, total depot memiliki 147.278 tangkiSementara itu, kebutuhan saat implementasi pembatasan BBM bersubsidi mencapai 342.528 KLUntuk mobil tangki pertamax, Pertamina memiliki 672 unit dari kebutuhan saat implementasi kebijakan sebanyak 10.532 unit“Secara keseluruhan untuk kebutuhan mobil pengangkut pertamax adalah 10.532 unit,” paparnya.Sementara itu, terkait penikmat BBM bersubsidi (premium) terbesar masih didominasi oleh mobil pribadiTercatat, mobil pribadi menghabiskan 46 persen jatah premium selama tahun 2010Angka tersebut merupakan yang terbesar diantara transportasi darat yakni jenis kendaraan umum yang mengkonsumsi 15 persen dan motor sebesar 39 persen“Untuk segi pemakaiannya saja, transportasi sektor darat yang mengkonsumsi premium hingga mencapai angka 99 persen,” kata Karen.
Sedangkan, dari sisi wilayah, Jawa-Bali masih menjadi wilayah dengan konsumsi premium terbesar sepanjang tahun laluAngka konsumsinya mencapai 59 persen.Sementara itu, usaha kecil dan lainnya hanya mengkonsumsi 0,37 persen, sektor perikanan hanya mengkonsumsi 0,10 persen, serta transportasi laut hanya 0,13 persen“Menurut survey Bank Dunia, subsidi BBM tersebut masih belum tepat sasaran kkarena masih dinikmati oleh golongan mampu,” jelas Karen(lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tambang dan Bank Bisa jadi Incaran
Redaktur : Tim Redaksi