Dirut Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, dalam tender migas tahun ini, pihaknya mengincar dua lapangan deep water
BACA JUGA: Harga Minyakita Tidak Dipatok
"Lokasinya di Indonesia timur," ujarnya Selasa (10/3).Hingga saat ini, Pertamina memang belum pernah mengembangkan lapangan deep water
BACA JUGA: Investasi Jerman Fokus ke 4 Sektor
Pengembangan Natuna D-Alpha menjadi proyek raksasaPasalnya, blok migas dengan potensi cadangan gas hingga 46 triliun kaki kubik (TCF) tersebut memiliki kandungan CO2 hingga 70 persen
BACA JUGA: Tiga Produk Unggul Garap Iklan Bersama
Proses pemisahan CO2 dari gas butuh teknologi canggih dan biaya besarDari hitungan awal Pertamina, pengembangan Natuna D-Alpha akan menelan biaya USD 52 miliar.Menurut Karen, pengembangan lapangan deep water memang harus selektif"Possibility of success-nya harus tinggi," katanya.
Sebenarnya, Pertamina kini juga tengah berupaya mengembangkan Blok KaramaBlok migas yang terletak di Selat Makassar itu punya potensi cadangan minyak lebih dari 200 juta barel dan termasuk kategori deep water karena memiliki kedalaman lebih dari 1.000 meter.
Dalam pengembangan ini, Pertamina menggandeng perusahaan migas StatOil NorwegiaKepemilikan sahamnya Pertamina 49 persen dan StatOil 51 persenStatOil digandeng karena punya reputasi bagus dalam pengembangan lapangan migas deep water.
Apakah Pertamina siap menjadi pengelola tunggal lapangan migas deep water? Karen yang saat ini juga merangkap direktur hulu Pertamina mengatakan siap"Kalau Pertamina harus siap 100 persen, ya tidak ada masalah," jawabnya.
Sejauh ini, pengembangan lapangan migas deep water hanya bisa dilakukan perusahaan-perusahaan migas raksasaDi Indonesia, beberapa lapangan migas deep water di Indonesia timur (Kaltim) saat ini tengah dikembangkan Chevron, seperti Gendalo, Gehem, Maha, Gendang, dan Ranggas.
Dalam rencana pengembangan yang disetujui BPMigas, Chevron akan mengalokasikan dana USD 2,19 miliar untuk melakukan pengeboran 28 sumur di lima lapangan deep water ituPembangunan fasilitas produksi di lepas pantai Kaltim diperkirakan akan menelan dana USD 4,78 miliar(owi/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Harus Renegosiasi Utang
Redaktur : Tim Redaksi