jpnn.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) gencar melakukan ekspansi pengembangan kilang seiring dengan meningkatnya kebutuhan migas dalam negeri.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik menyatakan, tahun ini perseroan menganggarkan belanja modal dengan kenaikan mencapai 37 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu.
BACA JUGA: Gagal Kerja di Pertamina, Uang Pelicin Rp 90 Juta Melayang
’’Kenaikan itu mayoritas digunakan untuk belanja modal di sektor hulu,’’ ujar Elia, Senin (29/1).
Total belanja modal tahun ini mencapai USD 5,59 miliar. Tahun lalu belanja modal perseroan hanya mencapai USD 3,6 miliar.
BACA JUGA: Holding Migas Tak Beri Nilai Tambah Bagi Perusahaan Induk
Belanja modal terbesar digunakan untuk pengembangan di hulu, yakni sebesar 59 persen.
Adapun untuk pengolahan dan petrokimia bisa menelan porsi 15 persen dari total anggaran.
BACA JUGA: Ini Hasil RUPSLB PGN
Di dalamnya termasuk untuk pengembangan beberapa proyek kilang perseroan.
Di antaranya, pengembangan refinery development master plan (RDMP), gross root refinery (GRR), PLBC, peningkatan fleksibilitas minyak mentah kilang, maupun pengembangan produk turunan.
Saat ini perseroan mengembangkan empat RDMP dan dua GRR.
Total dana yang digelontorkan perseroan untuk pengembangan proyek tersebut mencapai USD 55 miliar.
Proyek itu diharapkan dapat mendongkrak total kapasitas kilang perseroan dua juta barel per hari pada 2025.
Pada 2018, perseroan menargetkan total kapasitas kilang bisa menembus angka satu juta barel per hari.
Kenaikan kapasitas kilang pun ditargetkan guna meningkatkan kualitas produksi BBM perseroan.
Misalnya, pengembangan Euro 4 yang segera diterapkan pemerintah pada Oktober 2018.
Pada 2021, perseroan menargetkan kapasitas kilang dapat naik menjadi 1,1 juta barel dengan beroperasinya RDMP Balikpapan tahap pertama.
Pada 2023, total kapasitas kilang diharapkan bisa meningkat menjadi 1,3 juta barel per hari.
Tambahan tersebut berasal dari beroperasinya RDMP Cilacap yang rencananya bisa berpartner dengan Saudi Aramco.
Pada tahun yang sama, RDMP Balongan juga diharapkan beroperasi.
Selanjutnya, pada 2024, kapasitas kilang perseroan kembali meningkat menjadi 1,7 juta barel per hari dengan beroperasinya proyek GRR Tuban. Proyek itu rencananya berpartner dengan Rosneft.
Pada tahun yang sama, RDMP Dumai juga beroperasi. Puncaknya, pada 2025, kapasitas kilang perseroan meningkat menjadi dua juta barel per hari.
Capaian kapasitas tersebut diperoleh dari beroperasinya GRR Bontang serta RDMP Balikpapan tahap kedua. (vir/c22/fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Holding BUMN Bakal Ganggu Keuangan PGN
Redaktur & Reporter : Ragil